DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A.
PENDAHULUAN
1. Latas Belakang
Sejarahkehidupan umat
manusia telah meunjukkan bahwa, manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, karena
naluri manusia cenderung untuk hidup berdampingan dengan orang lain, atau
membutuhkan pertolongan orang lain. Karena manusia itu hidup bersama dan saling
membutuhkan, maka manusia selalu hidup
berkelompok dan berorganisasi sebagai
suatu kesatuan yang saling menunjang dan saling melengkapi.
Setiap orang atau individu mempunyai pola pikir yang berbeda dengan orang lain,
cara bertindak dan menyelasaikan masalahpun berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya, namun dalam suatu kelompok atau organisasi, perbedaan-perbedaan
tersebut harus diorganisir agar menjadi suatu potensi atau kekuatan dalam
kelompok atau organisasi.
Dalam suatu kelompok atau organisasi biasanya mempunyai visi, misi
dan tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh organisasi, akan tetapi sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwa setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda, baik aspek
kepribadiaanya, maupun aspek soial budaya yang berbeda pula dalam kehidupan,
maka hal tersebut membutuhkan seorang
pemimpin dalam organisasi.
Pemimpin merupakan pusat dari semua aktifitas organisasi, karena
pemimpin merupakan inisiator, aspirator, motivator, stimulator, dinamisator dan
inovator dalam kelompok atau organisasi.
Sebagai inisiator seorang pemimpin harus memiliki kecakapan dalam mengambil langkah
awal atau tindakan yang cepat dan tepat bagi organisasi yang dipimpinnya.
Sebagai seorang aspirator seorang pemimpin harus mempunyai
cita-cita yang tinggi serta mampu menerima aspirasi dari orang yang
dipimpinnya, kemudian mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mewujudkan
cita-cita tersebut.
Sebagai stimulator, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan
untuk memberikan rangsangan kepada orang yang dipimpinnya, agar mereka
mempunyai semangat dan daya juang yang tinggi untuk memajukan organisasi.
Sebagai dinamisator, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan
untuk menggerakkan semua potensi dalam organisasi agar cita-cita yang
diinginkan organisasi dapat tercapai. Sebagai seorang inovator seorang pemimpin
harus memiliki kecakapan dan mampu memperkenalkan gagasan atau ide ,
metode-metode dan tehnik-tehnik baru untuk memajukan organisasi.
Apabila seorang pemimpin telah melaksanakan fungsinya sebagaimana
yang disebutkan di atas dengan baik, maka ia juga harus melakukan evaluasiuntuk mengukur tingkat partisipasi
aktif anggota kelompok atau organisasi
serta kemajuan dan keberhasilan ataupun kegagalan yang dialami oleh kelompokatau organisasi yang
dipimpinnya. Selain itu evaluasi juga dilakukan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pemimpin (leader) dalam memimpin organisasi tersebut.
Ada beberapa type dan gaya kepemimpinandalam organisasi yang
dikemukakan para ahli di antaranya yaitu :
1.
Menurut Dr,
Kartini Kartono, (2014),“ada 8 (delapan) type kepemimpinan yaitu, type kharismatis,
type paternalistis dan materialistis, type militeristis, type otokratis,type
laissez faire, type populistis, type administratif, dan type demokratis”.[1])
2.
Menurut Baharudin
dan Umiarso (2012), “gaya kepemimpinan itu ada 4 (empat) macam yaitu, gaya
instruktif, gaya konsultatif, kepemimpinan partisipatif dan gaya delegatif”.[2])
Dari dua pendapat tersebut penulis akan membahas type kepemimpinan
kharismatis, partisipatif dan pendelegasian. Ketiga type ini penulis kaitkan
dengan penerapannya dalam pendidikan Islam, sehingga makalah ini diberi judul
“Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif Dalam Pendidikan Islam”.
2. Rumusan Masalah.
Sesuai dengan judul di atas, penulis merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
a.
Apakah yang
dimaksudkan dengan kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif dalam
pendidikan Islam ?
b.
Sejauh manakah
efektifitas kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif dalam
pendidikan Islam ?
c.
Mungkinkah
ketiga type kepemimpinan ini dapat diterapkan secara bersama-sama dalam
pendidikan Islam ?
3. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah untuk :
a.
Mengetahui
pengertian type kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan Delegatif.
b.
Mengetahui efektifitas type kepemimpinan kharismatik,
partisipatif dan pendelegasian dalam pendidikan Islam.
c.
Mengetahui
keterkaitan type kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan pendelegasian dalam
pendidikan Islam
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Type
Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif.
a.
Pengertian
Kepemimpinan Kharismatik
Menurut Dr. Kartini Kartono(2014), “Type
kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan perbawa yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pangawal-pengawal yang biasa dipercaya”. [3]
Menurut Baharudin dan Umiarso(2012)“Tipologi
kepemimpinan kharismatik diwarnai oleh indikator sangat besarnya pengaruh sang
pemimpin terhadap para pengikutnya. Kepemimpinan seperti ini lahir karena
memiliki kelebihan yang bersifat psikis dan mental serta kemampuan tertentu
sehingga apa yang diperintahkannya akan dituruti oleh pengikutnya dan terkadang
tanpa memerhatikan rasionalitas dari perintah tersebut”.[4]
b.
Kepemimpinan
partisipatif
Menurut Baharudin dan Umiarso
(2012), “Kepemimpinan ini juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka,
bebas dan nondirective. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit
memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan
informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota
tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya”.[5]
Type kepemimpinan partisipatif, merupakan suatu type kepemimpinan yang
memberikan kesempatan kepada bawahannya melatih diri untuk menyelesaikan
permasalahan organisasi dan secara tidak disadari oleh bawahannya bahwa hal
tersebut merupakan suatu upaya pembelajaran kepada bawahan bahwa suatu saat
nanti ia pun akan menjadi pemimpin.
Menurut Gary
Yukl(2009), “kepemimpinan partisipatif menyangkut penggunaan berbagai macam
prosedur keputusan yang memberi orang lain pengaruh tertentu terhadap keputusan pemimpin tersebut”. [6]
c.
Kepemimpinan
Delegatif
Menurut
Baharuddin dan Umiarso, kepemimpinan delegatif atau pendelegasian, penerapannya bagi bawahan yang memiliki
kemampuan dan kemauan tinggi.
Kepemimpinan
delegatif ini, biasanya pimpinan telah mengetahui kemampuan bawahannya,
misalnya kemampuan intelektual, kematangan emosional, memiliki kemampuan dan
kemauan untuk memajukan organisasi, memiliki rasa percaya diri, berpikir kritis
analitis dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
2.
Efektifitas
Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif.
Sebelum kita mengetahui efektifitas kepemimpinan kharismatik,
partisipatif dan delegatif dalam suatu organisasi, terlebih dahulu kita
mengetahui ciri-ciri tipe kepemimpinan tersebut di atas sebagai berikut :
a.
Ciri-ciri Kepemimpinan
kharismatik.
Ciri-ciri
kepemimpinan kharismatik antara lain :
1)
Mempunyai daya
penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang sangat
besar jumlahnya.
2)
Pengikutnya
tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin
itu.
3)
Pemimpin
seolah-olah memiliki kekuatan gaib (supernatural power)
4)
Kharisma yang
dimilikinya tidak tergantung pada umur, kekayaan, kesehatan ataupun ketampanan
sipemimpin. [7]
b.
Ciri-ciri Kepemimpinan
partisipatif.
Menurut
Baharuddin dan Umiarso, ciri-ciri kepemimpinan partisipatif adalah :
1)
Pemimpin
melakukan komunikasi dua arah.
2)
Secara aktif
mendengar dan respon segenap kesukaran bawahan.
3)
Mendorong
bawahan untuk menggunakan kemampuan secara operasional.
4)
Melibatkan
bawahan dalam pengambilan keputusan.
5)
Mendorong
bawahan untuk berpartisipasi.
c.
Ciri-ciri Kepemimpinan
delegatif
Menurut Bharuddin dan Umiarso, ciri-ciri kepemimpinan delegatif
adalah sebagai berikut :
1)
Memberikan
pengarahan bila diperlukan saja.
2)
Memberikan
semangat dianggap tidak perlu lagi.
3)
Penyerahan
tanggung jawab kepada bawahan untuk mengatasi dan menyelesaikan tugas.
4)
Tidak perlu
memberi motivasi.
5)
Tingkat
kematangan bawahan tinggi [9])
Berpijak pada ciri-ciri kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan
delegatif di atas, maka penulis dapat
merumuskan beberapa hal untuk mengetahui
efektifitasnya tiga type kepemimpinan
tersebut, antara lain :
1.
Kepemimpinan
kharismatik
Pada type kepemimpinan kharismatik, semua kegiatan organisasi terpusat
pada pimpinan, bawahan atau orang yang dpimpinnya senantiasa patuh dan taat
mengikuti apa yang diperintah pimpinan atau selalu mengikuti kehendak pimpinan.
Pemimpin yang kharismatik memiliki kemampuan yang luar biasa (supernatural
power), ia sebagai manusia paling hebat dalam kelompok atau organisasi, ia
banyak memiliki inspirasi, keberanian dan mempunyai keyakinan yang teguh. Totalitas kepribadian pemtmpin yang
kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang luar biasa, sehingga semua
rencana dan program organisasi akan berjalan dengan baik.Tokoh pimpinan seperti
ini, misalnya Jhon F. Kennedy, Soekarno dan lain-lain.
2.
Kepemimpinan
partisipatif
Pada type kepemimpinan ini, terjalin
komunikasi yang harmonis antara pimpinan dan bawahannya, karena pada type
kepemimpinan ini pemimpin selalu berkomunikasi dua arah, rencana dan program
organisasi disusun bersama, setiap permasalahan selalu mencari solusi dan diselesaikan
bersama, bahkan setiap keputusan yang
diambil merupakan hasil musyawarah antara pimpinan dan bawahan sehingga
keputusan tersebut merupakan keputusan organisasi.
3.
Kepemimpinan
delegatif.
Pada type kepemimpinan ini, pemimpin menaruh kepercyaan yang tinggi
kepada bawahannya, sebagian wewenang pimpinan didelegasikan kepada
bawahannya.Pimpinan hanya berkoordinasi, karena tingkat kematangan bawahannya
antara tingkat menengah sampai tingkat tinggi.Kemampuan berpikir bawahan telah
terukurbawahan telah memiliki kematangan emosional atau dapat mengendalikan
diri ketika menghadapi masalah serta selalu berpikir rasional dalam mengambil
keputusan.
Dalam
kepemimpinan delegatif, anggota kelompok atau organisasi memiliki kemampuan
untuk menjalankan program organisasi hingga berhasil, bawahan juga memiliki
kemampuan untuk memilah dan membedakan hal-hal yang pokok dan hal-hal yang
tidak penting dalam organisasi.
Dari uraian di atas, type kepemimpinan manakah yang paling ideal untuk diterapkan
dalam suatu organisasi, dan type manakah yang paling tepat digunakan dalam
kepemimpinan pendidikan Islam ?
Karena organisasi merupakan perkumpulan
orang yang memiliki idealisme untuk mencapai suatu tujuan, dan dalm kaitannya
dengan Pendidikan Islam yang ruang lingkup pembahasannya sangat luas, maka untuk
menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan mencoba mangkajinya pada ulasan
berikut ini.
3.
Kombinasi
Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif
Dalam
Pendidikan Islam.
Kita telah mengetahui beberapa type
kepemimpinan, yang apabila diterapkan dalam pendidikan Islam, maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui apakah pendidikan itu. Menurut Muhaimin (20014), “Pendidikan Islam
adalah nama system, yaitu system pendidikan yang Islami , yang memiliki komponen-komponen
yang sacara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok Muslim yang diidealkan. Pendidikan Islam ialah
pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan al-Qur’an dan Hadits”.[10])
Setiap pemimpin mempunyai gaya
kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada
organisasi yang dipimpinnya, naluri atau bakat kepemimpinan yang dimilikinya, pola
pikirnya dalam memimpin organisasi tersebut, atau ada pula yang menjadi
pemimpin karena melalui pendidikan dan latihan.
Dalam Islam, menjadi pemimpin adalah suatu amanah yang diberikan
oleh Allah Swt. untuk dijaga dan dipelihara akan hak-hak amanah tersebut.
Apabila hak-hak amanah dilanggar atau seorang pemimpim tidak melaksanakan
kewajibannya dalam memimpin, maka Allah
akan meminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Bagaimana kepemimpinan seorang muslim dalam pendidikan Islam?
seorang pemimpin dalam pendidikan Islam, ia harus berikhtiar dengan
sungguh-sungguh untuk mengelola lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan
cara menyiasati semua komponen pendidikan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang efektif dan efisien.
Untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam yang efektif dan efisien, seorang pemimpin dapat menggunakan type
kepemimpinan tertentu untuk mencapai tujuan tersebut. Tetapi Pemimpin juga
dapat mengkombinasikan beberapa tekhnik atau cara gaya kepemimpinan lain sehingga
menjadi suatu gaya yang variatif dalam memimpin. Misalnya seorang pemimpin
harus memiliki kharisma atau berwibawa sehingga dapat disegani oleh semua
komponen pendidikan.
Pemimpin juga selalu memberikan
tuntunan dan arahan kepada bawahannya serta selalu memberikan contoh tauladan
yang baik (uswah hasanah), sehingga terjalin interaksi yang harmonis dalam
organisasi.Pada situasi dan kondisi tertentu, pemimpin juga dapat melimpahkan
(mendelegasi) urusan kepemimpinan tertentu kepada bawahannya yang dapat
dipercaya untuk melaksanakan dan mempertanggung jawabkan dengan baik urusan
yang dipercayakan kepadanya.
Menurut penulis, apapun type
kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi, yang lebih ideal adalah
apabila pemimpin tersebut memiliki Seni Memimpin.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian
isi makalah dapat disimpulkan bahwa :
Kepemimpinan kharismatik adalahtype
kepemimpinan dengan pemimpin memiliki
kekuatan energi, daya tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga para pengikutnya mengikuti perintah pimpinan dengan tanpa
pertimbangan yang rasional.
Kepemimpinan
partisipatif adalah kepemimpinan terbuka atau bebas . Orang yang menganut
pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan
keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan
memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan
pemecahannya. Type kepemimpinan partisipatif, merupakan suatu type kepemimpinan
yang memberikan kesempatan kepada bawahannya melatih diri untuk menyelesaikan
permasalahan organisasi.
Type kepemimpinan delegatif adalah pemimpin menaruh kepercyaan yang tinggi
kepada bawahannya, sebagian wewenang pimpinan didelegasikan kepada bawahannya.
Pimpinan hanya berkoordinasi, karena tingkat kematangan bawahannya antara
tingkat menengah sampai tingkat tinggi.Kemampuan berpikir bawahan telah terukur
bawahan telah memiliki kematangan emosional atau dapat mengendalikan diri
ketika menghadapi masalah serta selalu berpikir rasional dalam mengambil
keputusan.
Kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif adalah type
kepemimpinan yang efektif untuk diterapkan dalam Pendidikan Islam.
Perpaduan antara type
kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif akan menghasilkan
kepemimpinan yang baik dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, serta akan
berlangsung secara efektif dan efisien.
2. Usul/Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik konstruktif dan usul saran yang baik agar kami dapat
melengkapi makalah ini.
Semoga Allah senantiasa meridhoi amal
ibadah kita, Amiin.
DAFTAR
PUSTAKA
Baharudin & Umiarso, 2012.Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara
Teori dan Praktik.Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Kartini Kartono, 2014. Pemimpin dan
Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Winardi,
2000.Kepemimpinan dalam Manajemen.Jakarta : Rineka Cipta
Mujamil Qomar, 2007. Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru
Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Malang : Erlangga.
Muhaimin, 2014. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Oemar
Hamalik, 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar