Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Sabtu, 19 November 2016

MAKALAH KEPEMIMPINAN KHARISMATIK, PARTISIPATIF DAN DELEGATIF DALAM PENDIDIKAN ISLAM



KEPEMIMPINAN KHARISMATIK, PARTISIPATIF DAN DELEGATIF
DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A.    PENDAHULUAN
1.      Latas Belakang
Sejarahkehidupan  umat manusia telah meunjukkan bahwa, manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, karena naluri manusia cenderung untuk hidup berdampingan dengan orang lain, atau membutuhkan pertolongan orang lain.  Karena manusia itu hidup bersama dan saling membutuhkan, maka manusia  selalu hidup berkelompok dan berorganisasi  sebagai suatu kesatuan yang saling menunjang dan saling melengkapi.
Setiap orang atau individu mempunyai  pola pikir yang berbeda dengan orang lain, cara bertindak dan menyelasaikan masalahpun berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun dalam suatu kelompok atau organisasi, perbedaan-perbedaan tersebut harus diorganisir agar menjadi suatu potensi atau kekuatan dalam kelompok atau organisasi.
Dalam suatu kelompok atau organisasi biasanya mempunyai visi, misi dan tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh organisasi, akan tetapi sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa setiap individu mempunyai  latar belakang yang berbeda, baik aspek kepribadiaanya, maupun aspek soial budaya yang berbeda pula dalam kehidupan, maka hal tersebut membutuhkan seorang  pemimpin dalam organisasi.
Pemimpin merupakan pusat dari semua aktifitas organisasi, karena pemimpin merupakan inisiator, aspirator, motivator, stimulator, dinamisator dan inovator dalam kelompok atau organisasi.
Sebagai inisiator seorang pemimpin harus  memiliki kecakapan dalam mengambil langkah awal atau tindakan yang cepat dan tepat bagi organisasi yang dipimpinnya.
Sebagai seorang aspirator seorang pemimpin harus mempunyai cita-cita yang tinggi serta mampu menerima aspirasi dari orang yang dipimpinnya, kemudian mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mewujudkan cita-cita tersebut.


Sebagai stimulator, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memberikan rangsangan kepada orang yang dipimpinnya, agar mereka mempunyai semangat dan daya juang yang tinggi untuk memajukan organisasi.
Sebagai dinamisator, seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menggerakkan semua potensi dalam organisasi agar cita-cita yang diinginkan organisasi dapat tercapai. Sebagai seorang inovator seorang pemimpin harus memiliki kecakapan dan mampu memperkenalkan gagasan atau ide , metode-metode dan tehnik-tehnik baru untuk memajukan organisasi. 
Apabila seorang pemimpin telah melaksanakan fungsinya sebagaimana yang disebutkan di atas dengan baik, maka ia juga harus melakukan  evaluasiuntuk mengukur tingkat partisipasi aktif anggota kelompok atau organisasi  serta kemajuan dan keberhasilan ataupun kegagalan  yang dialami oleh kelompokatau organisasi yang dipimpinnya. Selain itu evaluasi juga dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pemimpin (leader) dalam memimpin organisasi tersebut.
Ada beberapa type dan gaya kepemimpinandalam organisasi yang dikemukakan para ahli di antaranya yaitu :
1.      Menurut Dr, Kartini Kartono, (2014),“ada 8 (delapan) type kepemimpinan yaitu, type kharismatis, type paternalistis dan materialistis, type militeristis, type otokratis,type laissez faire, type populistis, type administratif, dan type demokratis”.[1])
2.      Menurut Baharudin dan Umiarso (2012), “gaya kepemimpinan itu ada 4 (empat) macam yaitu, gaya instruktif, gaya konsultatif, kepemimpinan partisipatif  dan gaya delegatif”.[2])
Dari dua pendapat tersebut penulis akan membahas type kepemimpinan kharismatis, partisipatif dan pendelegasian. Ketiga type ini penulis kaitkan dengan penerapannya dalam pendidikan Islam, sehingga makalah ini diberi judul “Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif  Dalam Pendidikan Islam”.

2.      Rumusan Masalah.
Sesuai dengan judul di atas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
a.    Apakah yang dimaksudkan dengan kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif dalam pendidikan Islam ?
b.      Sejauh manakah efektifitas kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif dalam pendidikan Islam ?
c.    Mungkinkah ketiga type kepemimpinan ini dapat diterapkan secara bersama-sama dalam pendidikan Islam ?
3.      Tujuan  Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah untuk :
a.       Mengetahui pengertian type kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan Delegatif.
b.      Mengetahui  efektifitas type kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan pendelegasian dalam pendidikan Islam.
c.       Mengetahui keterkaitan type kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan pendelegasian dalam pendidikan Islam

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Type Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif.
a.      Pengertian Kepemimpinan Kharismatik
Menurut Dr. Kartini Kartono(2014), “Type kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pangawal-pengawal yang biasa dipercaya”. [3]

Menurut Baharudin dan Umiarso(2012)“Tipologi kepemimpinan kharismatik diwarnai oleh indikator sangat besarnya pengaruh sang pemimpin terhadap para pengikutnya. Kepemimpinan seperti ini lahir karena memiliki kelebihan yang bersifat psikis dan mental serta kemampuan tertentu sehingga apa yang diperintahkannya akan dituruti oleh pengikutnya dan terkadang tanpa memerhatikan rasionalitas dari perintah tersebut”.[4]

b.      Kepemimpinan partisipatif
Menurut Baharudin dan Umiarso (2012), “Kepemimpinan ini juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas dan nondirective. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya”.[5]
        Type kepemimpinan partisipatif, merupakan suatu type kepemimpinan yang memberikan kesempatan kepada bawahannya melatih diri untuk menyelesaikan permasalahan organisasi dan secara tidak disadari oleh bawahannya bahwa hal tersebut merupakan suatu upaya pembelajaran kepada bawahan bahwa suatu saat nanti ia pun akan menjadi pemimpin.
Menurut Gary Yukl(2009), “kepemimpinan partisipatif menyangkut penggunaan berbagai macam prosedur keputusan yang memberi orang lain pengaruh tertentu  terhadap keputusan pemimpin tersebut”. [6]
c.       Kepemimpinan Delegatif
Menurut Baharuddin dan Umiarso, kepemimpinan delegatif atau pendelegasian,  penerapannya bagi bawahan yang memiliki kemampuan dan kemauan tinggi.
Kepemimpinan delegatif ini, biasanya pimpinan telah mengetahui kemampuan bawahannya, misalnya kemampuan intelektual, kematangan emosional, memiliki kemampuan dan kemauan untuk memajukan organisasi, memiliki rasa percaya diri, berpikir kritis analitis dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

2.      Efektifitas Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif.
Sebelum kita mengetahui efektifitas kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif dalam suatu organisasi, terlebih dahulu kita mengetahui ciri-ciri tipe kepemimpinan tersebut di atas sebagai berikut :
a.      Ciri-ciri Kepemimpinan kharismatik.
Ciri-ciri kepemimpinan kharismatik antara lain :
1)                  Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya.
2)                  Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin itu.
3)                  Pemimpin seolah-olah memiliki kekuatan gaib (supernatural power)
4)                  Kharisma yang dimilikinya tidak tergantung pada umur, kekayaan, kesehatan ataupun ketampanan sipemimpin. [7]

b.      Ciri-ciri Kepemimpinan partisipatif.
Menurut Baharuddin dan Umiarso, ciri-ciri kepemimpinan partisipatif adalah :
1)                  Pemimpin melakukan komunikasi dua arah.
2)                  Secara aktif mendengar dan respon segenap kesukaran bawahan.
3)                  Mendorong bawahan untuk menggunakan kemampuan secara operasional.
4)                  Melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
5)                  Mendorong bawahan untuk berpartisipasi.
6)                  Tingkat kematangan bawahan dari sedang sampai ke tinggi.[8]
c.       Ciri-ciri Kepemimpinan delegatif
Menurut Bharuddin dan Umiarso, ciri-ciri kepemimpinan delegatif adalah sebagai berikut :
1)                  Memberikan pengarahan bila diperlukan saja.
2)                  Memberikan semangat dianggap tidak perlu lagi.
3)                  Penyerahan tanggung jawab kepada bawahan untuk mengatasi dan menyelesaikan tugas.
4)                  Tidak perlu memberi motivasi.
5)                  Tingkat kematangan bawahan tinggi [9])
Berpijak pada ciri-ciri kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif  di atas, maka penulis dapat merumuskan  beberapa hal untuk mengetahui  efektifitasnya tiga type kepemimpinan tersebut, antara lain :
1.      Kepemimpinan kharismatik
Pada type kepemimpinan kharismatik, semua kegiatan organisasi terpusat pada pimpinan, bawahan atau orang yang dpimpinnya senantiasa patuh dan taat mengikuti apa yang diperintah pimpinan atau selalu mengikuti kehendak pimpinan.
Pemimpin yang kharismatik memiliki kemampuan yang luar biasa (supernatural power), ia sebagai manusia paling hebat dalam kelompok atau organisasi, ia banyak memiliki inspirasi, keberanian dan mempunyai keyakinan yang teguh.  Totalitas kepribadian pemtmpin yang kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang luar biasa, sehingga semua rencana dan program organisasi akan berjalan dengan baik.Tokoh pimpinan seperti ini, misalnya Jhon F. Kennedy, Soekarno dan lain-lain.
2.      Kepemimpinan partisipatif
Pada type kepemimpinan ini, terjalin komunikasi yang harmonis antara pimpinan dan bawahannya, karena pada type kepemimpinan ini pemimpin selalu berkomunikasi dua arah, rencana dan program organisasi disusun bersama, setiap permasalahan selalu mencari solusi dan diselesaikan bersama, bahkan setiap  keputusan yang diambil merupakan hasil musyawarah antara pimpinan dan bawahan sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan organisasi.
3.      Kepemimpinan delegatif.
Pada type kepemimpinan ini, pemimpin menaruh kepercyaan yang tinggi kepada bawahannya, sebagian wewenang pimpinan didelegasikan kepada bawahannya.Pimpinan hanya berkoordinasi, karena tingkat kematangan bawahannya antara tingkat menengah sampai tingkat tinggi.Kemampuan berpikir bawahan telah terukurbawahan telah memiliki kematangan emosional atau dapat mengendalikan diri ketika menghadapi masalah serta selalu berpikir rasional dalam mengambil keputusan.
Dalam kepemimpinan delegatif, anggota kelompok atau organisasi memiliki kemampuan untuk menjalankan program organisasi hingga berhasil, bawahan juga memiliki kemampuan untuk memilah dan membedakan hal-hal yang pokok dan hal-hal yang tidak penting dalam organisasi.
Dari uraian di atas, type kepemimpinan  manakah yang paling ideal untuk diterapkan dalam suatu organisasi, dan type manakah yang paling tepat digunakan dalam kepemimpinan pendidikan Islam ?
        Karena organisasi merupakan perkumpulan orang yang memiliki idealisme untuk mencapai suatu tujuan, dan dalm kaitannya dengan Pendidikan Islam yang ruang lingkup pembahasannya sangat luas, maka untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan mencoba mangkajinya pada ulasan berikut ini.
3.      Kombinasi Kepemimpinan Kharismatik, Partisipatif dan Delegatif
Dalam Pendidikan Islam.
Kita telah mengetahui  beberapa type  kepemimpinan, yang apabila diterapkan dalam pendidikan Islam, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui apakah pendidikan itu.   Menurut Muhaimin (20014), “Pendidikan Islam adalah nama system, yaitu system pendidikan yang Islami , yang memiliki komponen-komponen yang sacara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok Muslim  yang diidealkan. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan al-Qur’an dan Hadits”.[10])
Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tergantung pada organisasi yang dipimpinnya, naluri atau bakat kepemimpinan yang dimilikinya, pola pikirnya dalam memimpin organisasi tersebut, atau ada pula yang menjadi pemimpin karena melalui pendidikan dan latihan.
Dalam Islam, menjadi pemimpin adalah suatu amanah yang diberikan oleh Allah Swt. untuk dijaga dan dipelihara akan hak-hak amanah tersebut. Apabila hak-hak amanah dilanggar atau seorang pemimpim tidak melaksanakan kewajibannya  dalam memimpin, maka Allah akan meminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak.
Bagaimana kepemimpinan seorang muslim dalam pendidikan Islam? seorang pemimpin dalam pendidikan Islam, ia harus berikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk mengelola lembaga pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati semua komponen pendidikan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang efektif dan efisien.
Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang efektif dan efisien, seorang pemimpin dapat menggunakan type kepemimpinan tertentu untuk mencapai tujuan tersebut. Tetapi Pemimpin juga dapat mengkombinasikan beberapa tekhnik atau cara gaya kepemimpinan lain sehingga menjadi suatu gaya yang variatif dalam memimpin. Misalnya seorang pemimpin harus memiliki kharisma atau berwibawa sehingga dapat disegani oleh semua komponen pendidikan.
Pemimpin juga selalu memberikan tuntunan dan arahan kepada bawahannya serta selalu memberikan contoh tauladan yang baik (uswah hasanah), sehingga terjalin interaksi yang harmonis dalam organisasi.Pada situasi dan kondisi tertentu, pemimpin juga dapat melimpahkan (mendelegasi) urusan kepemimpinan tertentu kepada bawahannya yang dapat dipercaya untuk melaksanakan dan mempertanggung jawabkan dengan baik urusan yang dipercayakan kepadanya.
Menurut penulis, apapun type kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi, yang lebih ideal adalah apabila pemimpin tersebut memiliki Seni Memimpin.

C.      PENUTUP
1.      Kesimpulan
Dari uraian isi makalah dapat disimpulkan bahwa :
Kepemimpinan kharismatik  adalahtype kepemimpinan dengan pemimpin memiliki kekuatan energi, daya tarik dan perbawa  yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga para  pengikutnya  mengikuti perintah pimpinan dengan tanpa pertimbangan yang rasional.
Kepemimpinan partisipatif adalah kepemimpinan terbuka atau bebas . Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya. Type kepemimpinan partisipatif, merupakan suatu type kepemimpinan yang memberikan kesempatan kepada bawahannya melatih diri untuk menyelesaikan permasalahan organisasi.
Type  kepemimpinan  delegatif adalah  pemimpin menaruh kepercyaan yang tinggi kepada bawahannya, sebagian wewenang pimpinan didelegasikan kepada bawahannya. Pimpinan hanya berkoordinasi, karena tingkat kematangan bawahannya antara tingkat menengah sampai tingkat tinggi.Kemampuan berpikir bawahan telah terukur bawahan telah memiliki kematangan emosional atau dapat mengendalikan diri ketika menghadapi masalah serta selalu berpikir rasional dalam mengambil keputusan.
Kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif adalah type kepemimpinan yang efektif untuk diterapkan dalam Pendidikan Islam.
      Perpaduan antara type kepemimpinan kharismatik, partisipatif dan delegatif akan menghasilkan kepemimpinan yang baik dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, serta akan berlangsung secara efektif dan efisien.
2.      Usul/Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik konstruktif dan usul saran yang baik agar kami dapat melengkapi makalah ini.
Semoga Allah senantiasa meridhoi amal ibadah kita, Amiin.

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin & Umiarso, 2012.Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik.Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Kartini Kartono, 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Winardi, 2000.Kepemimpinan dalam Manajemen.Jakarta : Rineka Cipta
Mujamil Qomar, 2007. Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Malang : Erlangga.
Muhaimin, 2014. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Oemar Hamalik, 2012. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar