Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 17 November 2016

MAKALAH ANALISIS HASIL EVALUASI PROGRAM KUALITATIF



1.      NEUROLOGI DAN PSIKOPATOLOGI
2.      FASE ORAL DAN FASE ANAL
3.      APAKAH BETUL PENEKANAN MIMPI. ASUMSI PSIKOANALISIS KOK
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan, sangat berpengaruh terhadap peradaban sebuah bangsa. Itulah sebabnya, mengapa wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala adalah Surah Al-Alaq 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ -١- خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ -٢- اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ -٣- الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ -٤- عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ -٥-
1.      bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.      Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.      yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5.      Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.[1]

Dengan sangat tegas dan jelas, Allah Subhanahu wata’ala memberi petunjuk kepada umat islam  untukmembaca, dan  dalam arti luas adalah belajar serta lebih  memprioritaskan aspek pendidikan dari pada aspek-aspek yang lain.
Jika kita membuka kembali lembaran sejarah dunia, pasca peristiwa luluh lantaknya Hirosima dan Nagasaki, banyak korban jiwa, baik yang tewas maupun cacat seumur hidup.bangunan rata dengan tanah, termasuk gedung-gedung sekolah, menghadapi peristiwa Hirosima dan Nagasaki, kaisar Jepang kaisar Hirohito memerintahkan supaya segera diidentifikasi korban dari para guru. Berapa guru yang meninggal, berapa sekolah-sekolah yang kehilangan gedung dan fasilitas.Mengapa guru dan sekolah yang pertama ditanyakan oleh kaisar? Karena kaisar memahami bahwa pendidikan adalah factor penentu kemajuan suatu Negara dan bangsa.
Kemudian bagaimanakah dengan Indonesia? Lebih mengerucut lagi, bagaimanakah pendidikan Islam di Indonesia, setelah Umat islam Indonesia terbebas dari imperialisme selama 70 tahun, dan selama 70 tahun itu masyarakat islam membangun segala aspek kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara, termasuk juga aspek pendidikan. Namun hasil penelitian menunjukan, kualitas pendidikan islam di Indonesia belum menunjukan hasil yang signifikan. Masih banyak  ditemukan kekurangan dan ketimpangan.
Seperti statement Winarto Surakhmad ketika menganalisa persoalan pendidikan di Indonesia, dia mengistilahkan dengan Busung pendidikan menurut Winarto, timbulnya fenomena busung pendidikan merupakan peringatan bahwa pemerintah tidak boleh terus-menerus mengabaikan kewajibannya dalam pelayanan publik, karena cepat atau lambat akan berakibat negative terhadap segala segi kehidupan. Kondisi kependidikan yang negative di kalangan masyarakat yang hampir tidak layak lagi disebut pendidikan-bukanlah gejala baru.Namun, selama ini fenomena itu tidak seberapa mengusik bangsa ini, dan tampaknya justru masih diberi toleransi. Remedinya adalah terus-menerus memperkatakan tentang tentang peningkatan kualitas.[2]
Perlunya evaluasi segala program terutama program pendidikan tentu sudah diakui dan diamini seluruh fihak baik pengambil kebijakan, birokrasi, tenaga swasta, para funding father terutama para praktisi pendidikan. Kekompakan dan ketegasan dalam menjalankan system serta melaksanakan UU pendidikan. Ketidak tegasan yang sangat perlu untuk diefaluasai diantaranya adalah (sebagai bukti) implementasi pasal 12 yang sampai saat ini yakni tahun 2016, menurut pengamatan penulis belum sesuai dengan idealisme yang termaktub dalam undang-undang. Masih banyak siswa yang belum mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan yang dianutnya.Terutana siswa muslim yang bersekolah di yayasan bukan yayasan islam.
Sebagai data autentik, berikut penulis cuplikan berita yang di orbitkan oleh kantor berita antara Jawa Timur yang judul beritanya adalah, Pelajar Kritik Pengajaran Agama di Sekolah Non-Muslim”Kamis, 2 Mei 2013 14:47 WIB- Sekitar 100 pelajar baik SMP, SMA ataupun SMK di Kota Blitar, Jawa Timur, unjuk rasa di kantor DPRD setempat, mengkritik penerapan pendidikan agama di sejumlah sekolah non-Muslim."Terdapat beberapa yayasan yang tidak memasukkan kurikulum pendidikan di sekolahnya," kata koordinator aksi Ahmad Mustofa ditemui saat unjuk rasa, Kamis.Sejumlah sekolah yang dikritik itu di antaranya SMK Katolik Santo Yusuf Blitar, Yayasan Yohanes Gabriel Kota Blitar, yang tercatat sebagai penyelenggara sekolah Katholik mulai dari TK, SD, SMP dan SLTA (SMA/SMK), SD-SMP Yos Sudarso Blitar, sampai SDK Santa Maria Blitar, dan sejumlah sekolah lain Saat unjuk rasa, massa yang merupakan pelajar itu membawa berbagai macam spanduk yang isinya tentang pentingnya pendidikan agama. Mereka juga membawa spanduk tentang ketentuan sekolah yang telah menyalahi aturan pemerintah.Mereka sempat ditemui oleh Komisi I DPRD Kota Bltar. Komisi yang membawahi bidang pendidikan itu berjanji segera menyelesaikan masalah ini, sehingga sistem pendidikan pun bisa berjalan dengan lancar.Anggota Komisi I DPRD Kota Blitar Supriyono mengatakan masalah ini memang perlu ditegaskan. DPRD juga akan memanggil sekolah terkait serta instansi terkait untuk mencari jalan keluar dari masalah itu..[3] relitas ini hendaknya menjadi pemicu semangat upaya evaluasi dan perbaikan-perbaikan sehingga kesahalan dan kekurangan yang terjadi tidak terus berulang-ulang dan tidk jatuh dalam lubang yang sama.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian analisis hasil evaluasi program kualitatif?
2.      Bagaimanakah Aplikasikan evaluasi program?
3.      Bagaimanakah Analisis hasil evaluasi program melalui data kualitatif?

C.     TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Untuk mengetahui  pengertian analisis hasil evaluasi program kualitatif.
2.      Untuk mengetahui aplikasikan evaluasi program.
3.      Untuk mengetahui analisis hasil evaluasi program melalui data kualitatif.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN EVALUASI PROGRAM
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang  sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.[4] Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja  di rencanakan untuk memperoleh informasi  atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan.
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran , Nourman E. Gronlund (1976) merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut : Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Sedangkan pengertian program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit  yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Jika kedua istilah tersebut digabung menjadi satu menjadi istilah evaluasi program artinya adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang  realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.
Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan.
Program merupakan  satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut.  Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator.
Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponen yang lain.
B.     MENGAPLIKASIKAN EVALUASI PROGRAM

1.      Model-model evaluasi program
Dalam Suharsimi Arikunto,  model evaluasi menurut Kaufan dan Thomas yang membedakan model evaluasi program menjadi delapan, yaitu:
a.       Goal Oriented Eavaluation Model
Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari program. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan, terus-menerus untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program.
b.      Goal Free Eavaluation Model
Dalam melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-hal yang positif maupun negatif.
c.       Formatif  Summatif  Evaluation Model
Model evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).
d.      Countenance Evaluation Model
Model ini juga disebut model evaluasi pertimbangan. Maksudnya evaluator mempertimbangkan program dengan memperbandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan yang terjadi di program lain, dengan objek ssaran yang sama dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan oleh program tersebut.
e.       Responsif  Evaluation Model
Model ini tidak dijelaskan dalam buku ini karena model ini kurang populer.
f.       SSE-UCLA Evaluation Model
Model ini meliputi empat tahap, yaitu
1)               Needs assessment, memusatkan pada penentuan masalah hal-hal yang perlu dipetimbangkan dalam program, kebutuhan uang dibutuhkan oleh program, dan tujuan yang dapat dicapai.
2)               Program planning, perencanaan program dievaluasi untuk mengetahui program disusun sesuai analisis kebutuhan atau tidak.
3)               Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat  program berjalan.
4)               Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil dan dampak dari program serta untuk mengetahui ketercapaian  program.
g.      CIPP Evaluation Model (Context   Input   Process   Product)
1)         Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan pernenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang evaluator harus sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.
2)         Evaluasi Masukan
Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah program.
3)         Evaluasi Proses
Evaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana.
4)         Evaluasi Hasil
Ini merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program.
h.      Discrepancy Model
Model ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada setiap komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut.
2.      LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM
Langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :[5]
a.       Persiapan Evaluasi Program
1)         Penyusunanevaluasi
2)         Penyusunaninstrumenevaluasi
3)         Validasi  instrument evaluasi
a)      Menentukanjumlahsampelyangdiperlukan
b)      Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil
c)      Penyusunan terkait dengan model diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.
b.      Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument evaluasi :
1)            Merumuskan tujuan yang akan dicapai
2)            Membuat kisi-kisi
3)            Membuat butir-butir instrument
4)            Menyunting instrument  
5)            Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi
6)            Dapat dilakukan dengan metode Sampling
7)            Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, wilayah generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan
c.       Pelaksanaan Evaluasi Program
1)            Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data yang digunakan.
2)            Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat pengumpul data antara lain : pengambilan data dengan tes, pengambilan data dengan observasi ( bias berupa check list, alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data dengan angket, pengambilan data dengan wawancara, pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan artifak atau dengan teknik lainya.
3.      Obyek Evaluasi Program Pendidikan
Diantara aspek yang perlu mendapat perhatian serius adalah evaluasi program-progran pendidikan. Sebagai gambaran kongkrit dalam pelaksanaan evaluasi, yaitu perlu penentuan obyek evaluasi sebagai focus pelaksanaan  evaluasi. Focus evaluasi pendidikan yaitu:  
a)         Delapan Standard Nasional Pendidikan
1)      Standard Sarana Prasarana
2)      Standard Isi
3)      Standard Proses
4)      Standard Penilaian
5)      Standard Kompetensi Lulusan
6)      Standard Pengelolaan
7)      Standard Pendidik dan Tenaga Kependidikan
8)      Standard Pembiayaan
b)         Program/Rencana Pengembangan Sekolah
1)      Rencana Operasional (Renop) merupakan program tahunan.
2)      Rencana Strategis (Renstra) merupakan program 4 tahunan
c)         Program Pembelajaran
1)      Unit lesson plan (terdiri beberapa RPP)
2)      Lesson plan (terdiri 1 RPP)
d)        Program Analisis Hasil Pembelajaran
1)      Program Perbaikan
2)      Program Pengayaan
3)      Program  tindak lanjut
e)         Program Bimbingan dan Konseling
1)      Program Bimbingan Klasikal
2)      Program Bimbingan Individual
Dari program pendidikan yang ada belum banyak yang melakukan evaluasi terhadap program-program tersebut, sehingga banyak kesempatan untuk memperbaiki kinerja, meningkatkan profesionalisme melalui diantaranya menyusun, melakukan dan mengevaluasi program-program pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
C.    Analisis hasil evaluasi program melalui data kualitatif
Data adalah catatan atau kumpulan fakta yang berupa hasil pengamatan empiris pada variable penelitian. Data dapat berupa angka, kata, atau dokumen yang berfungsi untuk menjelaskan variable penelitian sehingga memiliki makna yang dapat dipahami. Data penelitian bentuknya bermacam-macam, antara lain data bentuk teks, data bentuk gambar, data bentuk suara, dan data bentuk kombinasi.[6]
Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan.  Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru. Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian.
Menurut Nasution, Pengertian Analisis Data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti bahwa menggolongkannya di dalam pola atau tema. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan kategori atau pola, serta mencari hubungan antara berbagai konsep.[7]
Terkait dengan menganalisis hasil evaluasi program kualitatif, yang perlu dipersiapkan adalah data-data hasil evaluasi dengan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Mengumpulkan Data dalam Analisis Kualitatif
Menurut patilima ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis kualitatif, yakni menganalisis data-data kualitatis yang diantaranya yaitu:[8]
a.       Transkrip wawancara
b.      Transkrip diskusi kelompok
c.       Catatan lapangan dan pengamatan
d.      Catatan harian peneliti
e.       Catatan kejadian penting dari lapangan
f.       Rekaman video, kamera, gambar
Semua data di atas akan mempermudah pengevaluasi untuk melakukan kategorisasi dan reduksi data. Setelah data direduksi dan dikategorisasikan maka analisis kualitatif akan lebih terarah dan terfokus sesuai dengan masalah penelitian. Langkah-langkah inilah yang dapat mengurangi subjektifitas peneliti dan data penelitian menjadi reliable dan substansif.
2.      Langkah-langkah analisis data evaluasi program kualitatif
Setelah data terkumpul peneliti dapat melakukan langkah-langkah analisis, sebagai berikut:[9]
a.         Editing
Dalam tahapan ini dilakukan reduksi data, pemilahan data sesuai focus penelitian, transliting data (konversi data). Selanjutnya data yang belum bisa dibaca dilakukan penerjemahan agar mudah dibaca dan dipahami.
b.        Kategorisasi/Coding
Pada tahap ini peneliti melakukan kategorisasi dengan focus masalah penelitian. Kategorisasi ini dapat dilakukan secara domain, yaitu kategorisasi data sesuai domain-domain yang akan dianalisis. Selain kategorisasi data juga mempertimbangkan aspek kesamaan dan perbedaan dalam masalah penelitian.
c.         Meaning
Langkah ini juga disebut langkah interpretasi data, yaitu melakukan kegiatan menghubungkan, membandingkan, dan mendeskripsikan data sesuai focus masalah untuk diberi makna.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang  sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit  yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Analisis Evaluasi Program Pendidikan adalah suatu kegiatan menganalisis data dari evaluasi yang telah dilakukan terhadap program-program pendidikan. Adapun tujuan dari analisis evaluasi program pendidikan adalah untuk mengethaui tingkat keberhasilan program itu setelah dilaksanakan. Karena program adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan seksama, sehingga dengan kata lain analisis evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi keberhasilan dari suatu kegiatan yang direncanakan.

DAFTAR RUJUKAN

Al-qur’an dan terjemahnya, 1424 H. Mujamma’ Almalik Fahd Lithibaat Al-Mushaf Assyariif Madinah
H.M, Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya, 2015), hlm.149.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. 3
Dahlan Ahmad, “pengertian dan peranan evaluasi Pembelajaran”, http//eurekapendidikan.com, di akses 05 Mei 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar