Mansur

SITUS PENDIDIK : Ust.MANSUR,A.Ma,S.Pd.I,M.Pd.I,Gr.

Kamis, 17 November 2016

MAKALAH CARA PEMAHAMAN INDIVIDU (BK)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Persoalan dan problematika peserta didik akan selalu hidup dan berkembang sejalan dengan perubahan beberapa faktor yang melatarbelakangi keseharian para pesera didik. Pemahaman terhadap peserta didik sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal dan proporsional dan diharapkan dapat  menghantarkan peserta didik pada tingkat keberhasilan yang maksimal. Untuk itulah sangat diperlukan kehadiran dan peranan bimbingan konseling baik dari para pendidik secara keseluruhan untuk lebih memaksimalkan peran bimbingan konselingnya, dan terkhusus bagi guru BK yang memang guru BK lebih memiliki kompetensi dan potensi lebih dalam hal bimbingan konseling.
Dalam usaha pembimbingan peserta didik, ada salah satu hal yang terpenting yang menyebabkan adanya perbedaan keberhasilan pendidik dalam mendidik para pelajar/ perserta  didiknya, kemungkinan besar disebabkan oleh adanya perbedaan pengetahuan diantara para pendidik tersebut mengenai beberapa aspek yang ada pada diri anak didik.[1]
Pemahaman kondisi serta potensi peserta didik menjadi sangat urgent bagi pendidik, disebabkan dengan memahami potensi dan kondisi peserta didik pendidik akan dengan mudah menentukan dan memilih beberapa alternative pendekatan maupun metode-metode yang diterapkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat dengan mudah beradaptasi dengan situasi proses belajar mengajar serta sangat terbantu dalam pemahaman pelajaran. Hal ini desebabkan peoses pendidikan benar-benar dapat dilaksankan secara proporsional dan sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik.
Pemimbingan terhadap peserta didik oelh pendidik juga sangat diperlukan sebab tujuan bimbingan adalah membantu siswa dalam memahami dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarah kegiatan-kegiatan yang menuju pada karir dan cara hidup yang memberikan rasa  kepuasan karena sesuai, serasi dan seimbang dengan dirinya dan lingkunganya.[2]
Permasalahan yang dialami oleh individu peserta didik terus berkembang seiring perkembangan waktu dan perkembangan lingkungan yang ada di sekitar peserta didik/ siswa.Problem peserta didik dapat berupa problem dalam memahami pelajaran, konflik antar teman, kesalahan bergaul hingga problem-problem yang bersifat multi kasus.Berawal dari persioalan individu kemudian lazimnya meningkta kepada problem keluarga dan lingkungan.Nah, hal inilah yang selalu memaksa seorang individu peserta didik untuk segera menyelesaikan, karena secara naluriah setiap individu selalu memiliki dorongan keinginan untuk terlepas dari problem yang mendera dirinya.[3]
B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan makalah dirumuskan rumusan maslah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian individu
2.      Apakah pengertian pemahaman individu?
3.      Bagaimanakah carapemahaman individu dengan teknik non tes?
4.      Bagaimanakah cara pemahaman individu dengan teknik tes?
C.    TUJUAN PENULISAN MASALAH
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian individu.
2.      Untuk mengetahui pengertian pemahaman individu.
3.      Untuk mengetahui cara pemahaman individu dengan teknik non tes.
4.      Untuk mengetahui cara pemahaman individu dengan teknik tes.



BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Individu Peserta Didik
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”.Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Menurut para ahli diantaranya Viniagustia menjelaskan bahwa individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.Menurut Marthen LuterIndividu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.[4]
Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Individu juga dapat difahami sebagai orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).[5]
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat pemahaman/arti tersendiri terhadap suatu objek.Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri, yaitu:
1.      Naluri mempertahankan kelangsungan hidup
Naluri mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan.Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri dari makan, minum dan perlindungan.Semua kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan dimana manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi.Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara/alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Jadi teknologi tidak hanya mencakup perlatan modern/mesin saja. Panah unutk berburu, bertani berpindah-pindah dan alat/cara sederhana lain termasuk ke dalam teknologi. Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini lebih mudah dipenuhi kalau individu hidup berkelompok dengan individu lainnya.
2.      Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan
Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman (safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar/manusia lain. Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca.Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai gangguan.Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan sangat tergantung pada lingkungan.Seperti rumah di daerah tropis umumya dibuat dari kayu/bamboo dengan model atap segitiga/kerucut dan sering kali dibawahnya tidak langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak/berkolong.Di iklim sedang rumah banyak dibangun dari bata/tanah, atapnya rata/datar, sedangkan di daerah dingin orang Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bukat saja.Semua itu tergantung pada cuaca dan bahan mentah yang ada di lingkungannya. Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap individu lain dan adanya naluri untuk meneruskan keturunan.
3.      Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan
Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada di sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan alam seperti daratan, perbukitan, pegunungan; perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit hitam, putih, sawo matang, berbadan jangkung, pendek dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan ada yang makan pakai tangan, sendok, sendok garpu dan pisau; perbedaan dalam berpakaian, mata pencaharian, bentuk rumah dan sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu.Pertanyaan ”apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem pengetahuan, yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-aturan tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual/batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu dalam bentuk cara dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Jadi teknologi adalah berbagai cara/alat untuk memenuhi kebutuhan material manusia.
B.           Pengertian Memahami individu
Pemahaman individu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh konselor berupa pengumpulan data, analisis data, penafsiran hasil analisis, dan penarikan keimpulan tentang diri individu untuk kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling.
Pengertian lain pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Di dalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham dengan orang tersebut.[6]
Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya. Dengan demikian individu akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah. Dengan kata lain perlunya pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling adalah agar individu memperoleh bantuan yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya agar apa yang diharapkannya dapat tercapai (artinya individu dapat mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat).
Cara-cara yang digunakan untuk memahami individu tersebut mencakup observasi, interview, skala psikologis, daftar cek, inventory, tes proyeksi, dan beberapa macam tes.Pemahaman atau penilaian itu dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang ada padanya (developmental) dan atau penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya (klinis). Dalam melakukan asesmen itu, lazim digunakan berbagai instrumen yang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu dengan cara tes dan non-tes.Aspek – aspek individu yang perlu menjadi objek sasaran pemahan individu yaitu:
1.      Aspek Pribadi; terkait dengan individu sebagai pribadi, individu sebagai masyarakat sosial, individu sebagai peserta didik. Dalam hal pembahasan individu sebagai pribadi, sasaran pemahaman indivudu adalah kebutuhan konseli dan/atau permasalahan klien.
2.      Aspek Rohani; meliputi aspek kognitif (IQ, bakat) dan aspek nonkognitif (SQ, EQ, sikap, minat).
3.      Aspek Sosial; terkait dengan keadaan lingkungan, keluarga (status keluarga, status ekonomi keluarga).
4.      Aspek masalah; terkait dengan faktor penyebab masalah, gejala masalah, karakteristik masalah.

C.          Memahami Individu Dengan Teknik Non Tes
Dalam memahami Individu atau klien atau konseli dengan menggunakan teknik non tes, atau tanpa menggunakan tes dapat menggunakan beberapa cara antara lain:
1.      Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara bisa dilakukan dengan peserta didik yang bersangkutan atau dengan guru, wali kelas, orang tua maupun teman-temannya bila hal ini diperlukan.[7]
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan dalam wawancara, yaitu:Pewawancara harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang sumber data berikan. Kadang-kadang ia seperti seorang penginterogasi, kadang-kadang secara tajam ia menyerang dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang yang diwawancarai, kadang-kadang ia mengklarifikasi, kadang-kadang pula ia seperti pasif atau menjadi pendengar yang baik. Suksesnya suatu wawancara tergantung pada kemampuan melakukan kombinasi berbagai keterampilan sesuai dengan tuntutan situasi dan orang yang diwawancarai.
Dalam proses wawancara, pewawancara harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi. Pewawancara memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa tubuh orang yang diwawancarai, sambil berusaha menciptakan suasana santai yakni suasana yang konduksif bagi berlangsungnya wawancara.Dalam prakteknya, berbagai pikiran muncul dibenak pewawancara ketika wawancara sedang berlangsung.Seperti : Apa yang harus saya tanyakan lagi? Bagaimana nada bicara orang yang diwawancarai ini? Dari gerak tubuh dan nada suaranya, apakah ia terlihat bicara jujur atau mencoba menyembunyikan sesuatu?
Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam teknik wawancara. Untuk kelebihannya yaitu Flexibility, Nonverbal Behavior, Question Order, Respondent alone can answer, dan Completeness. Adapun kelemahanya yaitu:
a)      Memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
b)      Kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi.
c)      Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).
d)     Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.
e)      Sangat tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.
2.      Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh suatu pemahaman dan dilakukan  secara langsung, seksama dan sistematis. Sehingga pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.[8]Observasi yang intensif bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas.Pengamat  mencatat hal-hal yang berhubungan dengan perilaku siswa, terutama dalam mengikuti pelajaran maupun dengan teman-temannya. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keseharian peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar.
Teknik observasi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.Diantaranya :
Kelebihan :
a)      Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
b)      Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, aktivitas yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
c)      Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
d)     Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
Kekurangan:
a)      Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.
b)      Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
c)      Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
3.      Angket
Angket (Questioner) adalah alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan.Angket ini berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden, yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal.Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Berikut kelebihan menggunakan angket.Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
a)      Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.
b)      Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
c)      Responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.


Kelemahan dari angket :
a)      Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.
b)      Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
c)      Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan di lain nomor.
d)     Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.
4.      Sosiometri
Sosiometri adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok. Sosiometri dapat juga dikatakan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok dan juga dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.Kegunaan lebih lanjut dari teknik sosiometri ini adalah untuk:
a)      Memperbaiki hubungan insani (human relationship);
b)      Menentukan kelompok kerja tertentu;
c)      Meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu kegiatan tertentu;
d)     Mengatur tempat duduk dalam kelas; serta
e)      Mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
Metode ini biasanya digunakan pada kelompok-kelompok kecil (misalnya 10 sampai 100 orang). Apabila terlalu banyak jumlahnya, penentuan hubungan sosial antarindividu akan menjadi kabur dan akan mengalami kesulitan
5.      Catatan anekdot
Catatan anekdot alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi bagi individu yang berupa catatan catatan tingkah laku yang dihasilkan dapat mempermudah guru pembimbing memahami kepribadian siswa.tujuan dari teknik ini yaitu mengumpulkan informasi yang relevan tentang kepribadian siswa melalui pencatatan fakta yang diamati dilingkungan sekolah. Namun satu anekdota belum cukup menyajikan informasi yang relevan, dibutuhkan beberapa anekdota yang ditulis beberapa pengamat (guru pembimbing, guru mapel). Lalu anekdota dari beberapa pengamat itu dikumpulkan dan  dipelajari dalam satu urutan kronologis yang kemudian diinterpretasi menyeluruh untuk menggamabarkan satu-dua aspek kepribadian siswa.
6.      Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan (statemen) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya.Dari daftar pertanyaan tersebut individu diminta untuk memilih mana pernyataan yang cocok dengan dirinya.Inventory adalah metode untuk memahami individu dengan memberikan sejumlah daftar pernyataan yang harus dijawab/dipilih responden sesuai dengan keadaan dirinya.Pernyataan tersebut menyangkut tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu.Jawaban responden tersebut selanjutnya ditafsirkan oleh pengumpul data tentang keadaan responden dan responden memahami diri.Inventory tergolong metode laporan diri (self-repport) atau diskripsi diri (self-deskripsi). Personality inventory mengungkap ciri/aspek kepribadian bentuknya pernyataan dgn jawaban singkat..Contoh : (iniventory kepribadian, inventory minat, tingkat nilai religius, bisa juga untuk mengungkap sistem nilai pada suatu mausia.
Teknik inventori ini digunakan untuk:
a)      Pemahaman pribadi secara umum: Minat, Sikap, Kebiasaan belajar, Tempramen, Karakter, Jenis masalah
b)      Pemahaman terhadap lingkungan social
c)      Pemahaman perkembangan individu yang meliputi : Landasan religious, Perilaku etis, Kematangan emosi, Kematangan intelektual, Kesadaran tanggung jawab, Peran sosial (wanita dan pria), Penerimaan diri dan pengembangan, Kemandirian dan perilaku ekonomis, Persiapan karir, dan Hubungan dengan teman sebaya
7.      Biografi atau autobiografi
Alat pengumpul data melalui catatan yang ditulis sendiri maupun orang lain. Biografi ditulis oleh orang lain yang berisi riwayat hidup seseorang. Autobiografi adalah alat pengumpul data yang ditulis sendiri oleh orang itu hingga akhir hidupnya. Objek yang dipahami dalam penulisan biografi adalah:
a)      Keterangan tentang diri
b)      Saya dan keluarga
c)      Riwayat kesehatan
d)     Riwayat pendidikan
e)      Rekreasi pengisian waktu luang
f)       Pribadi saya
Konselor dapat membantu peserta didik membuat  autibiografi dengan memberikan suatu daftar yang dicantumkan
a)      Cita-cita
b)      Pengalaman yang paling mengesankan
c)      Keadaan orang tua
d)     Riwayat pendidikan
e)      Riwayat kesehatan
f)       Kegiatan untuk mengisi waktu luang
g)      Hubungan dengan teman-teman
h)      Masa depan pendidikan
8.      Daftar Cek Masalah
Daftar cek masalah merupakan alat atau instrumen yang berupa daftar cek yang khusus disusun untuk merangsang/memancing pengutaraan masalah-masalah atau problem-problem yang pernah atau sedang dialami seseorang.Dafar cek masalah berguna untuk mengetahui data pribadi siswa yang mencerminkan tingkah laku siswa beserta masalah-masalah yang sudah dan pernah dialami oleh siswa yang tidak dapat diungkapkan secara lisan.
B.      Memahami Individu Dengan Teknik Tes
Selain dengan menggunakan teknik non tes, dalam upaya memahami individu juga dapat menggunakan tes psikologi.Terkadang lembaga pendidikan menyyelenggarakan tes psikologi ini di awal tahun masuk siswa baru yang tujuanya adalah untuk mengelompokan ataupun membaca potensi siswa. Ada beberapa macam tes psikologi antara lain:
1.      Tes intelegensi umum
Tes Intelegensi IQ pertama kali ditemukan oleh Binet yaitu ketika dia bersama teman-temanya melakukan penelitian mengenai cara-cara mengukur intelegensi.Banyak prosedur yang dicoba oleh binet seperti pengukuran kepala, raut muka, bentuk tangan dan analisis tulisan tangan.Namun hasilnya menurut Binet yang paling memberikan harapan adalah tes intelegensi walaupun hanya merupakan pertimbangan kasar.Pada mulanya binet hanya ingin melaksanakan proyek kementerian Pendidikan untuk mengelempokan anak yang memiliki kebutuhan khusus agar dapat dibina secara intensif.Akhirnya Binet dan Simon menemukan skala yang terkenal dengan skala Binet dan Simon yang pertama kali ditemukan tahun 1905. Setelah mengalami beberapa revisi akhirnya pada tahun 1960 skala binet telah mendapat kesepakan dari para psikolog dan hasilnya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan dikenal dengan istilah skala Satanford – Binet, mengingat revisi skala binet adalah merupakan perpaduan dari skala binet dan kesepakatan-kesepakan pasa ahli psikologi yang diskusinya dilaksanakan di Universitas Stanford.[9]
2.      Tes bakat
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek khusus, seperti aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan angka-angka).[10]
3.      Tes kepribadian
Tes kepribadian digunakan untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik primer dan skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual dan sebagainya
4.      Tes hasil belajar
Jenis tes yang paling popular dalam dunia pendidikan adalah tes hasil belajar.Tes ini ada yang distandarisasikan dan ada pula tes buatan guru.Tujuan utama tes hasil belajar adalah mengukur dan menilai terhadap pengaruh suatu usaha pembelajaran di sekolah. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan individu setelah ia menempuh proses belajar-mengajar di sekolah sekaligus mengetahui pencapaian tujuan belajar anak didik. Bentuk tes hasil belajar yang paling dikenal ialah tes bentuk subjektif (tes essay).  Namun adapula bentuk lain seperti tes objektif yang berupa pilihan ganda, tes benar-salah dan sebagainya.[11]

BAB III
KESIMPULAN

1.      Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Secara terminologis individu berarti manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.
2.      Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu.
3.      Pemahaman terhadap individu dilakukan dengan mengumpulkan data dari tiap – tiap individu yang bersangkutan. Data – data tersebut dapat diambil langsung dari individu yang bersangkutan, dapat juga diambil dari orang lain.
4.      Aspek – aspek tersebut dapat dipahami dengan mengumpulkan data – data tentang individu yang bersangkutan, bisa dengan teknik tes, bisa juga dengan teknik nontes. Terdapat berbagai macam teknik untuk mengumpulkan data peserta didik dengan teknik tes dan nontes. Teknik – teknik tersebut dipilih sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan. Masing – masing teknik mempunyai kelebihan, kekurangan, serta kegunaan masing – masing. Terdapat hal yang membedakan antara teknik tes dan nontes, dalam teknik tes kita memiliki instrument tes yang hanya dapat membandingkan persamaan dan perbedaan. Tetapi, dengan teknik nontes, kita tidak dapat mengambil data tentang kehidupan batin individu (pikiran, emosi, dan minat) serta ciri – ciri yang Nampak secara umum yaitu karakteristik dan kemampuan sosialnya.



DAFTAR RUJUKAN
Musdalifah Dachrud, “Psikologi Pendidikan”, 2013, Manado, STAIN Manado Press
Dewa Ketut Sukardi, “Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah”, 1987, Jakarta Timur, Ghalia Indonesia
Lamora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik”, 2011, Jakarta, Kencana Prenanda Media Group
Aliya, septa. 2013. Hand out Mata Kuliah Pemahaman Individu (Teknik Tes). [Online].Diakses dari http://septaaliya.blogspot.com/2013/03/hand-out-mata-kuliah-pemahaman-individu.htmldiakses tanggal 28 Maret 2016 pukul 13.00.
Herni, Suti. 2012. Bimbingan dan Konseling: Pemahaman Individu. [Online]. Diakses dari http://suti-bee-bk.blogspot.com/2012/11/pemahaman-individu.html
Jayuz, Hisyam. 2013. Teknik Nontes untuk Memahami Peserta Didik.[Online].Diakses dari http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/teknik-nontes-untuk-memahami-peserta_8.htmldiakses tanggal 28 Maret 2016 pukul 13.00.
Ki fudyartanta, “Pengantar Psokodiagnostik”, 2005, Jogjakarta, pustaka pelajar
Sumadi Suryabrata, “Pengembangan Alat Ukur Psikologis”, 2005, Jogyakarta, CV Andi Offset

Tidak ada komentar:

Posting Komentar