PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Persoalan dan problematika peserta didik akan selalu hidup dan
berkembang sejalan dengan perubahan beberapa faktor yang melatarbelakangi
keseharian para pesera didik. Pemahaman terhadap peserta didik sangat
diperlukan demi tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal dan proporsional
dan diharapkan dapat menghantarkan
peserta didik pada tingkat keberhasilan yang maksimal. Untuk itulah sangat
diperlukan kehadiran dan peranan bimbingan konseling baik dari para pendidik
secara keseluruhan untuk lebih memaksimalkan peran bimbingan konselingnya, dan
terkhusus bagi guru BK yang memang guru BK lebih memiliki kompetensi dan
potensi lebih dalam hal bimbingan konseling.
Dalam usaha pembimbingan peserta didik, ada salah satu hal yang
terpenting yang menyebabkan adanya perbedaan keberhasilan pendidik dalam
mendidik para pelajar/ perserta
didiknya, kemungkinan besar disebabkan oleh adanya perbedaan pengetahuan
diantara para pendidik tersebut mengenai beberapa aspek yang ada pada diri anak
didik.[1]
Pemahaman kondisi serta potensi peserta didik menjadi sangat urgent
bagi pendidik, disebabkan dengan memahami potensi dan kondisi peserta didik
pendidik akan dengan mudah menentukan dan memilih beberapa alternative
pendekatan maupun metode-metode yang diterapkan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat dengan mudah beradaptasi dengan
situasi proses belajar mengajar serta sangat terbantu dalam pemahaman
pelajaran. Hal ini desebabkan peoses pendidikan benar-benar dapat dilaksankan
secara proporsional dan sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik.
Pemimbingan terhadap peserta didik oelh pendidik juga sangat
diperlukan sebab tujuan bimbingan adalah membantu siswa dalam memahami dirinya
dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarah
kegiatan-kegiatan yang menuju pada karir dan cara hidup yang memberikan
rasa kepuasan karena sesuai, serasi dan
seimbang dengan dirinya dan lingkunganya.[2]
Permasalahan yang dialami oleh individu peserta didik terus
berkembang seiring perkembangan waktu dan perkembangan lingkungan yang ada di
sekitar peserta didik/ siswa.Problem peserta didik dapat berupa problem dalam
memahami pelajaran, konflik antar teman, kesalahan bergaul hingga
problem-problem yang bersifat multi kasus.Berawal dari persioalan individu
kemudian lazimnya meningkta kepada problem keluarga dan lingkungan.Nah, hal
inilah yang selalu memaksa seorang individu peserta didik untuk segera
menyelesaikan, karena secara naluriah setiap individu selalu memiliki dorongan
keinginan untuk terlepas dari problem yang mendera dirinya.[3]
B.
RUMUSAN MASALAH
Dalam
pembahasan makalah dirumuskan rumusan maslah sebagai berikut:
1.
Apakah
pengertian individu
2.
Apakah
pengertian pemahaman individu?
3.
Bagaimanakah carapemahaman
individu dengan teknik non tes?
4.
Bagaimanakah
cara pemahaman individu dengan teknik tes?
C.
TUJUAN PENULISAN
MASALAH
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian individu.
2.
Untuk
mengetahui pengertian pemahaman individu.
3.
Untuk
mengetahui cara pemahaman individu dengan teknik non tes.
4.
Untuk
mengetahui cara pemahaman individu dengan teknik tes.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Individu
Peserta Didik
Individu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial
tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”.Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang
majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.Individu merupakan
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan.Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki
peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.Dan terdapat tiga aspek dalam
individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial.Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak
maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik
dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan
ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut
proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu
terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang
akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu
masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga
kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi
masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk
individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan
pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Menurut
para ahli diantaranya Viniagustia menjelaskan bahwa individu merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas.Menurut Marthen LuterIndividu berasal dari kata individum (Latin),
yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.Individu menurut konsep
Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.Individu sebagai mahkluk
ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang
meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.[4]
Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
Rasa, merupakan
perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam
semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
Rasio atau akal
pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi
segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Individu
juga dapat difahami sebagai orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang
lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas
(tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).[5]
Pada dasarnya,
setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung
akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki
karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
Setiap
individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya, seperti
bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat
pemahaman/arti tersendiri terhadap suatu objek.Jadi individu adalah kondisi
internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu
mempunyai 3 naluri, yaitu:
1.
Naluri
mempertahankan kelangsungan hidup
Naluri
mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan.Salah
satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri
dari makan, minum dan perlindungan.Semua kebutuhan tersebut didapat dari
lingkungan dimana manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut
membutuhkan teknologi.Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara/alat yang
dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Jadi teknologi tidak
hanya mencakup perlatan modern/mesin saja. Panah unutk berburu, bertani
berpindah-pindah dan alat/cara sederhana lain termasuk ke dalam teknologi.
Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini lebih mudah dipenuhi kalau
individu hidup berkelompok dengan individu lainnya.
2.
Naluri untuk
mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan
Naluri
untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman
(safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar/manusia
lain. Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan model disesuaikan
dengan kondisi cuaca.Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk,
pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai
gangguan.Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan sangat
tergantung pada lingkungan.Seperti rumah di daerah tropis umumya dibuat dari
kayu/bamboo dengan model atap segitiga/kerucut dan sering kali dibawahnya tidak
langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak/berkolong.Di iklim sedang rumah
banyak dibangun dari bata/tanah, atapnya rata/datar, sedangkan di daerah dingin
orang Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bukat saja.Semua itu
tergantung pada cuaca dan bahan mentah yang ada di lingkungannya. Perkawinan
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga merupakan cerminan dari
adanya ketergantungan individu terhadap individu lain dan adanya naluri untuk
meneruskan keturunan.
3.
Naluri ingin
tahu dan mencari kepuasan
Setiap
manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada di
sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya
perbedaan alam seperti daratan, perbukitan, pegunungan; perbedaan penyebaran
tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit hitam,
putih, sawo matang, berbadan jangkung, pendek dan sebagainya; perbedaan budaya
manusia seperti dalam hal cara makan ada yang makan pakai tangan, sendok,
sendok garpu dan pisau; perbedaan dalam berpakaian, mata pencaharian, bentuk rumah
dan sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu.Pertanyaan
”apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem pengetahuan, yang
kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-aturan tertentu sehingga
melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya adalah untuk
memenuhi kebutuhan spiritual/batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu dalam
bentuk cara dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi.
Jadi teknologi adalah berbagai cara/alat untuk memenuhi kebutuhan material
manusia.
B.
Pengertian Memahami
individu
Pemahaman individu merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh konselor berupa pengumpulan data, analisis data, penafsiran
hasil analisis, dan penarikan keimpulan tentang diri individu untuk kepentingan
layanan Bimbingan dan Konseling.
Pengertian lain pemahaman individu adalah suatu
cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau
masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Di
dalam bimbingan dan konseling, kita tidak mungkin dapat memberikan pertolongan
kepada seseorang sebelum kita kenal atau paham dengan orang tersebut.[6]
Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan
konseling ialah memahami individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi
maupun latar belakangnya. Dengan demikian individu akan memperoleh bantuan yang
tepat dan terarah. Dengan kata lain perlunya pemahaman individu dalam layanan
bimbingan dan konseling adalah agar individu memperoleh bantuan yang sesuai
dengan kemampuan dan potensinya agar apa yang diharapkannya dapat tercapai
(artinya individu dapat mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri,
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat).
Cara-cara yang digunakan untuk memahami individu
tersebut mencakup observasi, interview, skala psikologis, daftar cek,
inventory, tes proyeksi, dan beberapa macam tes.Pemahaman atau penilaian itu
dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang
ada padanya (developmental) dan atau penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapinya (klinis). Dalam melakukan asesmen itu, lazim digunakan berbagai
instrumen yang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu dengan cara tes dan
non-tes.Aspek – aspek individu yang perlu menjadi objek sasaran pemahan
individu yaitu:
1.
Aspek Pribadi;
terkait dengan individu sebagai pribadi, individu sebagai masyarakat sosial,
individu sebagai peserta didik. Dalam hal pembahasan individu sebagai pribadi,
sasaran pemahaman indivudu adalah kebutuhan konseli dan/atau permasalahan klien.
2.
Aspek Rohani;
meliputi aspek kognitif (IQ, bakat) dan aspek nonkognitif (SQ, EQ, sikap,
minat).
3.
Aspek Sosial;
terkait dengan keadaan lingkungan, keluarga (status keluarga, status ekonomi
keluarga).
4.
Aspek masalah;
terkait dengan faktor penyebab masalah, gejala masalah, karakteristik masalah.
C.
Memahami
Individu Dengan Teknik Non Tes
Dalam
memahami Individu atau klien atau konseli dengan menggunakan teknik non tes,
atau tanpa menggunakan tes dapat menggunakan beberapa cara antara lain:
1.
Wawancara
Wawancara adalah suatu metode
pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik
langsung maupun tidak langsung. Wawancara bisa dilakukan dengan peserta didik
yang bersangkutan atau dengan guru, wali kelas, orang tua maupun teman-temannya
bila hal ini diperlukan.[7]
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan
dalam wawancara, yaitu:Pewawancara harus mendengar, mengamati, menyelidiki,
menanggapi, dan mencatat apa yang sumber data berikan. Kadang-kadang ia seperti
seorang penginterogasi, kadang-kadang secara tajam ia menyerang dengan
menunjukkan kesalahan-kesalahan orang yang diwawancarai, kadang-kadang ia
mengklarifikasi, kadang-kadang pula ia seperti pasif atau menjadi pendengar yang
baik. Suksesnya suatu wawancara tergantung pada kemampuan melakukan kombinasi
berbagai keterampilan sesuai dengan tuntutan situasi dan orang yang
diwawancarai.
Dalam proses
wawancara, pewawancara harus meredam egonya dan melakukan pengendalian
tersembunyi. Pewawancara memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa tubuh
orang yang diwawancarai, sambil berusaha menciptakan suasana santai yakni
suasana yang konduksif bagi berlangsungnya wawancara.Dalam prakteknya, berbagai
pikiran muncul dibenak pewawancara ketika wawancara sedang berlangsung.Seperti
: Apa yang harus saya tanyakan lagi? Bagaimana nada bicara orang yang
diwawancarai ini? Dari gerak tubuh dan nada suaranya, apakah ia terlihat bicara
jujur atau mencoba menyembunyikan sesuatu?
Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam teknik wawancara. Untuk
kelebihannya yaitu Flexibility, Nonverbal Behavior, Question Order, Respondent
alone can answer, dan Completeness. Adapun kelemahanya yaitu:
a)
Memerlukan
banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
b)
Kesalahan bertanya
dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi.
c)
Keberhasilan
wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan
hubungan antar manusia (human relation).
d)
Wawancara tidak
selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi
ribut dan ramai.
e)
Sangat
tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek
wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.
2.
Observasi
Observasi
adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan yang bertujuan
untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh suatu pemahaman
dan dilakukan secara langsung, seksama
dan sistematis. Sehingga pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati
sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.[8]Observasi
yang intensif bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas.Pengamat mencatat hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku siswa, terutama dalam mengikuti pelajaran maupun dengan
teman-temannya. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keseharian peserta
didik yang diduga mengalami kesulitan belajar.
Teknik observasi ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan.Diantaranya :
Kelebihan :
a)
Data yang
dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang
observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh
sebelumnya dari individu-individu.
b)
Dapat melihat
langsung apa yang sedang dikerjakan, aktivitas yang rumit kadang-kadang sulit
untuk diterangkan.
c)
Dapat
menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak
fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
d)
Dapat mengukur
tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
satu unit pekerjaaan tertentu.
Kekurangan:
a)
Umumnya orang
yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan
pekerjaannya dengan tidak semestinya.
b)
Dapat
mengganggu proses yang sedang diamati.
c)
Orang yang
diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan
sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
3.
Angket
Angket (Questioner) adalah alat pengumpul data melalui komunikasi
tidak langsung, yaitu melalui tulisan.Angket ini berisi daftar pertanyaan yang
ditujukan kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden, yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.Karena angket dijawab atau
diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan
responden, maka dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal.Pertama,
sebelum butir-butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk
pengisian.Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan
kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan
Ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan
kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Berikut kelebihan menggunakan angket.Bila lokasi responden jaraknya
cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
a)
Pertanyaan-pertanyan
yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau
responden dalam jumlah banyak.
b)
Dengan angket
akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan
temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
c)
Responden dapat
lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.
Kelemahan dari angket :
a)
Apabila
penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah
kurang tepat.
b)
Metode ini
kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
c)
Jawaban yang
diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan.
Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat
berubah setelah melihat pertanyaan di lain nomor.
d)
Ada kemungkinan
terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang
kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.
4.
Sosiometri
Sosiometri
adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang
individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan
sosialnya dalam suatu kelompok. Sosiometri dapat juga dikatakan sebagai alat
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok dan juga
dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya serta
untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap teman-temannya dalam
kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan
kelompok lainnya.Kegunaan lebih lanjut dari teknik sosiometri ini adalah untuk:
a)
Memperbaiki
hubungan insani (human relationship);
b)
Menentukan
kelompok kerja tertentu;
c)
Meneliti
kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu kegiatan tertentu;
d)
Mengatur tempat
duduk dalam kelas; serta
e)
Mengetahui
kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
Metode ini
biasanya digunakan pada kelompok-kelompok kecil (misalnya 10 sampai 100 orang).
Apabila terlalu banyak jumlahnya, penentuan hubungan sosial antarindividu akan
menjadi kabur dan akan mengalami kesulitan
5.
Catatan anekdot
Catatan anekdot
alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi bagi individu yang berupa
catatan catatan tingkah laku yang dihasilkan dapat mempermudah guru pembimbing
memahami kepribadian siswa.tujuan dari teknik ini yaitu mengumpulkan informasi
yang relevan tentang kepribadian siswa melalui pencatatan fakta yang diamati
dilingkungan sekolah. Namun satu anekdota belum cukup menyajikan informasi yang
relevan, dibutuhkan beberapa anekdota yang ditulis beberapa pengamat (guru
pembimbing, guru mapel). Lalu anekdota dari beberapa pengamat itu dikumpulkan
dan dipelajari dalam satu urutan
kronologis yang kemudian diinterpretasi menyeluruh untuk menggamabarkan
satu-dua aspek kepribadian siswa.
6.
Inventori
Inventori
adalah suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan
(statemen) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya.Dari daftar
pertanyaan tersebut individu diminta untuk memilih mana pernyataan yang cocok
dengan dirinya.Inventory adalah metode untuk memahami individu dengan
memberikan sejumlah daftar pernyataan yang harus dijawab/dipilih responden
sesuai dengan keadaan dirinya.Pernyataan tersebut menyangkut tentang sifat,
keadaan, kegiatan tertentu.Jawaban responden tersebut selanjutnya ditafsirkan
oleh pengumpul data tentang keadaan responden dan responden memahami
diri.Inventory tergolong metode laporan diri (self-repport) atau diskripsi diri
(self-deskripsi). Personality inventory mengungkap ciri/aspek kepribadian
bentuknya pernyataan dgn jawaban singkat..Contoh : (iniventory kepribadian, inventory
minat, tingkat nilai religius, bisa juga untuk mengungkap sistem nilai pada
suatu mausia.
Teknik inventori ini digunakan untuk:
a)
Pemahaman
pribadi secara umum: Minat, Sikap, Kebiasaan belajar, Tempramen, Karakter,
Jenis masalah
b)
Pemahaman
terhadap lingkungan social
c)
Pemahaman
perkembangan individu yang meliputi : Landasan religious, Perilaku etis,
Kematangan emosi, Kematangan intelektual, Kesadaran tanggung jawab, Peran
sosial (wanita dan pria), Penerimaan diri dan pengembangan, Kemandirian dan
perilaku ekonomis, Persiapan karir, dan Hubungan dengan teman sebaya
7.
Biografi atau
autobiografi
Alat pengumpul data melalui catatan yang ditulis sendiri maupun
orang lain. Biografi ditulis oleh orang lain yang berisi riwayat hidup
seseorang. Autobiografi adalah alat pengumpul data yang ditulis sendiri oleh
orang itu hingga akhir hidupnya. Objek yang dipahami dalam penulisan biografi
adalah:
a)
Keterangan
tentang diri
b)
Saya dan
keluarga
c)
Riwayat
kesehatan
d)
Riwayat
pendidikan
e)
Rekreasi
pengisian waktu luang
f)
Pribadi saya
Konselor dapat membantu peserta didik membuat autibiografi dengan memberikan suatu daftar
yang dicantumkan
a)
Cita-cita
b)
Pengalaman yang
paling mengesankan
c)
Keadaan orang
tua
d)
Riwayat
pendidikan
e)
Riwayat
kesehatan
f)
Kegiatan untuk
mengisi waktu luang
g)
Hubungan dengan
teman-teman
h)
Masa depan
pendidikan
8.
Daftar Cek
Masalah
Daftar cek
masalah merupakan alat atau instrumen yang berupa daftar cek yang khusus
disusun untuk merangsang/memancing pengutaraan masalah-masalah atau
problem-problem yang pernah atau sedang dialami seseorang.Dafar cek masalah
berguna untuk mengetahui data pribadi siswa yang mencerminkan tingkah laku
siswa beserta masalah-masalah yang sudah dan pernah dialami oleh siswa yang
tidak dapat diungkapkan secara lisan.
B. Memahami Individu
Dengan Teknik Tes
Selain dengan
menggunakan teknik non tes, dalam upaya memahami individu juga dapat
menggunakan tes psikologi.Terkadang lembaga pendidikan menyyelenggarakan tes
psikologi ini di awal tahun masuk siswa baru yang tujuanya adalah untuk
mengelompokan ataupun membaca potensi siswa. Ada beberapa macam tes psikologi
antara lain:
1.
Tes intelegensi
umum
Tes Intelegensi
IQ pertama kali ditemukan oleh Binet yaitu ketika dia bersama teman-temanya
melakukan penelitian mengenai cara-cara mengukur intelegensi.Banyak prosedur
yang dicoba oleh binet seperti pengukuran kepala, raut muka, bentuk tangan dan
analisis tulisan tangan.Namun hasilnya menurut Binet yang paling memberikan
harapan adalah tes intelegensi walaupun hanya merupakan pertimbangan kasar.Pada
mulanya binet hanya ingin melaksanakan proyek kementerian Pendidikan untuk
mengelempokan anak yang memiliki kebutuhan khusus agar dapat dibina secara
intensif.Akhirnya Binet dan Simon menemukan skala yang terkenal dengan skala
Binet dan Simon yang pertama kali ditemukan tahun 1905. Setelah mengalami
beberapa revisi akhirnya pada tahun 1960 skala binet telah mendapat kesepakan
dari para psikolog dan hasilnya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan
dikenal dengan istilah skala Satanford – Binet, mengingat revisi skala binet
adalah merupakan perpaduan dari skala binet dan kesepakatan-kesepakan pasa ahli
psikologi yang diskusinya dilaksanakan di Universitas Stanford.[9]
2.
Tes bakat
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek
khusus, seperti aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik (kemampuan
menggunakan angka-angka).[10]
3.
Tes kepribadian
Tes kepribadian digunakan untuk mengukur sifat-sifat atau
karakteristik primer dan skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa
humor, seksual dan sebagainya
4.
Tes hasil
belajar
Jenis tes yang paling popular dalam dunia pendidikan adalah tes
hasil belajar.Tes ini ada yang distandarisasikan dan ada pula tes buatan
guru.Tujuan utama tes hasil belajar adalah mengukur dan menilai terhadap
pengaruh suatu usaha pembelajaran di sekolah. Tes hasil belajar digunakan untuk
mengukur kemampuan individu setelah ia menempuh proses belajar-mengajar di
sekolah sekaligus mengetahui pencapaian tujuan belajar anak didik. Bentuk tes
hasil belajar yang paling dikenal ialah tes bentuk subjektif (tes essay). Namun adapula bentuk lain seperti tes
objektif yang berupa pilihan ganda, tes benar-salah dan sebagainya.[11]
BAB
III
KESIMPULAN
1.
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Secara
terminologis individu berarti manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik
dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.
2.
Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau
menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada
pada individu atau sekelompok individu.
3.
Pemahaman
terhadap individu dilakukan dengan mengumpulkan data dari tiap – tiap individu
yang bersangkutan. Data – data tersebut dapat diambil langsung dari individu
yang bersangkutan, dapat juga diambil dari orang lain.
4.
Aspek – aspek
tersebut dapat dipahami dengan mengumpulkan data – data tentang individu yang
bersangkutan, bisa dengan teknik tes, bisa juga dengan teknik nontes. Terdapat
berbagai macam teknik untuk mengumpulkan data peserta didik dengan teknik tes
dan nontes. Teknik – teknik tersebut dipilih sesuai dengan kebutuhan data yang
diperlukan. Masing – masing teknik mempunyai kelebihan, kekurangan, serta
kegunaan masing – masing. Terdapat hal yang membedakan antara teknik tes dan
nontes, dalam teknik tes kita memiliki instrument tes yang hanya dapat
membandingkan persamaan dan perbedaan. Tetapi, dengan teknik nontes, kita tidak
dapat mengambil data tentang kehidupan batin individu (pikiran, emosi, dan
minat) serta ciri – ciri yang Nampak secara umum yaitu karakteristik dan
kemampuan sosialnya.
DAFTAR RUJUKAN
Musdalifah Dachrud, “Psikologi Pendidikan”, 2013, Manado,
STAIN Manado Press
Dewa Ketut Sukardi, “Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah”, 1987,
Jakarta Timur, Ghalia Indonesia
Lamora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori
dan Praktik”, 2011, Jakarta, Kencana Prenanda Media Group
Aliya, septa. 2013. Hand out Mata Kuliah Pemahaman Individu (Teknik
Tes). [Online].Diakses dari http://septaaliya.blogspot.com/2013/03/hand-out-mata-kuliah-pemahaman-individu.htmldiakses tanggal
28 Maret 2016 pukul 13.00.
Herni, Suti. 2012. Bimbingan dan Konseling: Pemahaman Individu.
[Online]. Diakses dari
http://suti-bee-bk.blogspot.com/2012/11/pemahaman-individu.html
Jayuz, Hisyam. 2013. Teknik Nontes untuk Memahami Peserta
Didik.[Online].Diakses dari http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/teknik-nontes-untuk-memahami-peserta_8.htmldiakses tanggal
28 Maret 2016 pukul 13.00.
Ki fudyartanta, “Pengantar Psokodiagnostik”, 2005,
Jogjakarta, pustaka pelajar
Sumadi Suryabrata, “Pengembangan Alat Ukur Psikologis”,
2005, Jogyakarta, CV Andi Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar