BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Masalah sosial merupakan ketidak sesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Masalah sosial merupakan akibat interaksi sosial antara individu,
individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Kepincangan-kepincangan yang
dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari system sosial
masyarakat tersebut. Ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama misalnya, kemiskinan,
kriminalitas, masalah kependudukan, masalah generasi muda dalam masyarakat
modern.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang
berbahaya karena pada periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan
anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini
dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan sedangkan
kepribadiannya sedang mengalami pembentukan, pada waktu itu dia memerlukan
bimbingan terutama dari orang tua.
Anak yang menginjak masa remaja sudah sewajarnya
menuntut banyak perhatian para orang tua. Mereka tentu saja sudah sadar diri
dan oleh karenanya mudah mengundang perhatian
kepada diri mereka sendiri walaupun seringkali mengatakan tidak
menginginkan perhatian semacam itu. Perkembangan zaman yang telah maju dengan
pesat telah mengubah gaya hidup remaja sekarang, dari kebiasaan mereka, minat
mereka, bahasa dan pakaian yang mereka gunakan, politik dan musik yang mereka
sukai, juga perkembangan seksualitas mereka. Bahkan sudah lazim bahwa keprihatinan
orang tua terhadap kaum remaja sering kali tidak disambut baik oleh mereka,
dianggap ikut campur dan mengakibatkan pembangkangan dari para pria dan wanita
muda yang cemas dan berniat meraih kebebasan yang makin besar ini.
Apalagi
dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat
ini yang maju begitu pesat dan sudah merambah kedalam kehidupan masyarakat
kalangan atas maupun masyarakat kalangan bawah. Hal ini ditandai dengan adanya
kemajuan teknologi komunikasi. Transportasi yang mengundang masyarakat semakin
konsumtif. Sehingga mempengaruhi perilaku dan gaya hidup mereka terutama para
remaja yang sedang dalam masa transisi.
Pada zaman yang sudah semakin maju seperti ini
remaja dapat menggunakan teknologi apa saja yang dapat menyalurkan
kepentingnnya, sehingga kadang dalam menggunakannya yang tanpa batas membuat
mereka bertindak sesuai dengan umurnya, maka munculah perilaku-perilaku yang
tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat sehingga melanggar hokum
yang ada dalam masyarakat. Hal inilah yang disebut dengan kenakalan remaja. Apa
yang menyebabkan seorang remaja berperilaku menyimpang selain dengan adanya
modernisasi? Masalah-masalah apa saja yang terjadi pada masa remaja? Dan
bagaimana cara mengatasi perilaku menyimpang yang dilakukan para remaja?
B. RUMUSAN
MASALAH
- Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?
- Apa ciri dan penyebab perilaku menyimpang?
- Bagaimana dampak perilaku menyimpang?
- Apa-apa saja teori perilaku menyimpang?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Ada pun tujuan kami dalam makalah ini agar kelak
kehidupan dimasyarakat dapat terkontrol dengan baik dan jauh dari perilaku
menyimpang yang dapat merugikan para remaja itu sendiri, karena remaja adalah
generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu para remaja harus di hindarkan dari
perilaku-perilaku menyimpang yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang
lain.
D. MANFAAT
PEMBAHASAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara
lain sebagai berikut :
- Para remaja dapat mengetahui dampak perilaku menyimpang yang dapat ditimbulkan
- pembaca dapat mengetahui apa yang di maksud perilaku menyimpang
- pembaca diharapkan mampu menghindari sikap perilaku menyimpang
- Memberikan suatu informasi terhadap para remaja bahwa penyimpangan dapat merusak dirinya sendiri
- Pembaca dapat mengetahui penyebab penyebab perilaku remaja menyimpang
- Pembaca dapat mengetahui Bentuk-bentuk penyimpangan remaja yang apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat
- Memberikan suatu wawasan yang lebih luas tentang tentang penyimpangan perilaku remaja
- Pembaca diharapkan dapat mengetahui penanggulangan yang tepat terhadap perilaku remaja yang menyimpang dan dapat diterapkan di masyarakat.
- Pembaca dapat mengetahui sikap yang tepat dalam menghadapi perilaku remaja yang menyimpang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik
laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau
jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa
terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat
Simamora), Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang tidak
berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu
dalam masyarakat. Batasan perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas
dan dapat diterima di satu tempat mungkin tidak pantas dilakukan di tempat yang
lain
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang
adalah suatu tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu
system social. Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku
manusia yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat.
Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu
periode yang dimulai dengan perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan
pendidikan untuk tingkat menengah, dimana perubahan biologis yang membawanya
pada usia belasan (teenagers) seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja.
Para remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan bahwa mereka harus seperti
orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera mengganti mode
pakaiannya.
Perilaku menyimpang pada remaja terjadi pada
masyarakat dikalangan atas maupun dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota
besar. Dikota Banjarnegara Banyak kasus pergaulan
bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah,
terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang
dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena
kecelakan.
Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi
hal hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik
lingkungan dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di
rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga negative yang sering
kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan
perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
- Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
- Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
- Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan
hal-hal yang mengarah kepada kenakalan remaja :
1. Anak-anak
yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak
yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
2. Anak-anak
yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah.
Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai
pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari
padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
3. Anak-anak
yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia
sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa
kepada kegoncangan emosi.
4. Anak-anak
yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan
ketakutan anal-anak normal.
5. Anak-anak
yang suka berbohong.
6. Anak-anak
yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di rumah.
7. Anak-anak
yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap mereka dan
sengaja menghambat mereka.
8. Anak-anak
yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
B. Ciri
ciri perilaku menyimpang
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and
Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :
1. Faktor
subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
2. Faktor
objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan
rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa
penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu:
1. Ketidaksanggupan
menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap
norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal
yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses
sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam
keluarga yang retak(broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik
anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses
belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena
seringnya membaca atau melihat tayangan tentangperilaku menyimpang. Hal itu
merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang
menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan
kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk
proses belajar menyimpang.
3. Ketegangan
antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan
dan struktur sosial dapat mengakibatkanperilaku yang menyimpang. Hal itu
terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang,
sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku
menyimpang.
4. Ikatan
sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa
kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka
kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat
proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media
massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku
menyimpang) Hal inilah yang dikatakan sebagai prosesbelajar dari sub-kebudayaan
yang menyimpang,
C. Jenis-jenis
perilaku menyimpang
- Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan
a. Penyimpangan
Primer (Primary Deviation)
Ciri-cirinya
:
1) Bersifat
sementara / temporer
2) Gaya
hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
3) Masyarakat
masih mentolerir / menerima
Contoh:
pegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta,
siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu lintas.
b. Penyimpangan
Sekunder (Secondary Deviation)
Ciri-cirinya
:
1) Bersifat
permanen / tetap
2) Gaya
hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
3) Masyarakat
tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
Contoh:
pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
- Berdasarkan jumlah pelakunya
a. Penyimpangan
Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang
dilakukan oleh seseorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan
sendiri.
b. Penyimpangan
Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang
dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari
norma-norma masyarakat yang berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi
dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya gank
kejahatan atau mafia.
c. Penyimpangan
Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi
yang melibatkan organisasi lainnya yang dilakukan rapih. Sebagai contohnya
tidakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara.
D. Sifat
sifat perilaku menyimpang
Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:
1.
Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah
penyimpangan yang memiliki dampak positif terhadap sistem sosial karena
mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif. Umumnya,
penyimpangan ini dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan
zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan
banyak wanita karier.
2.
Penyimpangan yang bersifat negatif
Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku
bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk
serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak
diterima masyarakat. Bobot penyimpangan dapat diukur menurut kaidah sosial yang
dilanggar. Contoh, seorang koruptor selain harus mengembalikan kekayaan yang
dimilikinya kepada negara, juga tetap dikenakan hukuman penjara.
E. Masalah
yang dihadapi remaja
Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering
sekali ternyata tidak mulus, banyak memgalami berbagai hambatan dan rintangn.
Lebih-lebih bagi siswa sekolah menengah yang berada dalam fase perkembangan
remaja, masa dimana individu mengalami berbagai perubahan fisik maupun psikis.
Pada fase ini individu mengalami perubahan ynag besar yang dimulai dengan
datangnya masa puber. Datangnya masa puber ditandai dengan kematangan
seksualitas. Sikap-sikap dan perilaku yang terjadi pada masa puber sering
mengganggu tugas-tugas pada masa perkembangan anak pada masa berikutnya yaitu
masa remaja, dan sebagai akibatnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani
kehidupan pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami para remaja sekarang:
1.
Masalah Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap periode
“badai dan tekanan” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akiabat
dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak
terkendali, dan kadang tampak pada mereka, mudah marah, mudah dirangsang,
emosinya cenderung meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan perasaannya.
Keadaan ini sering menimbulkan berbagai permasalahan khususnya dalam kaitannya
dengan penyesuainan diri dilingkunganya. Maraknya kasus perkelahian antar
pelajar akhir-akhir ini adalah contoh nyata dari ketidakmampuan remaja mengolah
dan mengendalikan emosi.
2.
Masalah Penyesuaian Diri
Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja
adalah yang berhubungan dengan penyesuian social. Remaja harus meyesuaikan diri
dengan lawan jenis, baik sesama remaja maupun dengan orang-oarang dewasadiluar
lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencspai pola sosialisasi dewasa, remaja
harus membuat banyak banyak enyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak
diluar rumah bersama-sama temannya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti
kalau pengaruh teman-temannya sebaya dalam pola perilaku,sikap, minat dan gaya
hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat
bergantung dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila
mereka salah bergaul, misalnya berada dalam kelompok pemakai obat-obatan
terlarang, minuman keras, merokok, dan perilaku negative lainnaya. Dalam
keadaan demikian remaja cenderung akan mengikutinya tanpa memperdulikan akibat
yangakan menimpa dirinya. Kebutuhan akan penerimaan dirinya dalam kelompok
sebaya merupakan kebutuhan yang dianggap paling penting. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, remaja mau melaksanakan apa saja yang akan menimpa atas
perilaku mereka tersebut.
3.
Masalah Perilaku Seksual
Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja
sehubunagn dengan kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang
lebih matang dengan lawan jenis dan belajar memerankan seks yang diakuinya.
Pada masa remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romants
yang didikuti oleh keinginnan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhtian
dari lawan jenis, sebagai akibatnya remaja mempunyai minat tinggi pada seks.
Remaja lebih banyak mencari informasi tentang seks dari sumber-sumber yang
kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan, misalnya dari tena sebaya yang
sama-sam kurang memahami arti pentingnya seks, internet, media elektronik yan
semakin canggih, dan media cetak yang kadang-kadang lebih mengarah pada
pornografi. Sebagai akibat dari informasi yang salah dapat menimbulkan perilaku
seks remkja yang apabila ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidsak layak
untuk dilakukan misalnya berciuman, bercumbu, mesturbasi, dan bersenggama.
Namun generasi sekarang hal-hgal tersebut dianggap normal atau paling tidak
diperbolehkan. (Hurlock, 1980:229)
Pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai
titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah
memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya
bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus
remaja putri yang hamil karena kecelakan.
Menurut Dr Rose Mini AP, M Psi seorang psikolog
pendidikan, seks bagi anak wajib diberikan orangtua sedini mungkin. “Pendidikan
seks wajib diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai
saat anak masuk play group (usia 3-4 tahun), karena pada usia ini anak sudah
dapat mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan dengan
pengenalan organ tubuh internal.
Tidak ada cara instan untuk mengajarkan seks pada
anak kecuali melakukannya setahap demi setahap sejak dini. Kita dapat
mengajarkan anak mulai dari hal yang sederhana, dan menjadikannya sebagai satu
kebiasaan sehari-hari. Tanamkan pengertian pada anak layaknya kita menanamkan
pengertian tentang agama. Kita tahu tidak mungkin mengajarkan agama hanya dalam
tempo satu hari saja dan lantas berharap anak akan mampu menjalankan
ibadahannya, maka demikian juga untuk seks.
Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari
pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai
cara berkembangbiak makhluk hidup, yakni pada manusia dan binatang. Nah, kalau
sudah tahu, orangtua dapat memberi tahu apa saja dampak-dampak yang akan
diterima bila anak begini atau begitu,”
Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada
anak dapat dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya
sendiri. Dengan cara “Mengajari anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan
benar setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak
dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara
tidak langsung dapat mengajarkan anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang
lain membersihkan alat kelaminnya.
Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari
pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai
cara berkembangbiak makhluk hidup, misalnya pada manusia. Sehingga orangtua
dapat memberikan penjelasan mengenai dampak-dampak yang akan diterima bila anak
sudah melakukan hal-hal yang menyimpangnya. oleh sebab itu perlunya pendidikan
seks sejak dini, bila perlu diberikan disekolah-sekolah agra para siswa dapat
mengetahui pendidikan seks yang benar dan tidak terjerumus kehal-hal yang
negative.
4.
Masalah Perilaku Sosial
Tanda-tanda masalah perilaku social pada remaja
dapat dilihat dari adanya diskriminasi terhadap mereka yang terlatar belakang
ras, agama, atau social ekonomi yang berbeda. Dengan pola-pola perilaku social
seperti ini, maka melahirkan geng-geng atau kelompok-kelompok remaja yang pembentukanya
berdasarkan atas kesamaan latar belakang, agama, suku dan social ekonomi.
Pembentukan kelompok atau geng pada renaja tersebut dapat memicu terjadinya
permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah dan mengatasi masalah
diatas dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatana kelompok
dengan tidak memperhatikan latar belakang suku, agama,ras, dan social ekonomi.
5.
Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada para remja ditandai
oleh adanya ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan mana yang
salah. Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakkonsisitenan dalam konse benar dan
slah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya antar sekolah,
keluarga, da kelompok remaja. Ketidakmampuan membedakan mana yang benar dan mana
yang salah dapat membawa malapetaka bagi kehidupan remaja pada khususnya dan
pada semua orang pada umumnya.
6.
Masalah Keluarga
Remaja sering menganggap standar perilaku orang tua
yang kuno dan yang modern berbeda. Menurut remaja, orang tua yang mempunyai
standar kuno harus mengikuti standar modern, sedagkan orang tua tetap pada
pendiriannya semula. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perselisihan
antar mereka. Sehingga remaja yang cenderung kearah modernisasi akan membantah
semua yang ditetapkan oleh orang tuanya sehingga menimbulakan penyimpangan
untuk melakukan apa yang sudah diinginkannya.
F. Bentuk
bentuk perilaku menyimpang
Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai
bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut apabila terus
berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun
bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat.
1.
Minuman Keras (Miras)
Minuman keras adalah minuman dengan kandungan
alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi, berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI), setiap minuman yang mengandung alkohol, berapa pun kadarnya,
dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan itu diharamkan (dilarang)
penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud penyalahgunaan di sini adalah suatu
bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan ambang batas kesehatan. Artinya, pada
dasarnya boleh digunakan sejauh hanya untuk maksud pengobatan atau kesehatan di
bawah pengawasan dokter atau ahlinya. Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat
jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras.
Sebenarnya, jika digunakan tidak secara berlebihan
jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras
tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan jika jamu atau
minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi
secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan. Para pemabuk
minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat. Pada banyak kasus
kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi mabuk minuman keras. Hal
ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa malunya,
tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar
aturan masyarakat atau aturan hukum.
Minuman keras juga berbahaya saat seseorang sedang
mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga dapat
menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian jangka panjang, tidak jarang para
pemabuk minuman keras tersebut dapat meninggal dunia karena organ lambung atau
hatinya rusak terpengaruh efek samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.
2.
Penyalahgunaan Narkotika
Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan
medis, terutama sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan
medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam keperluan operasi medis, karena
narkotika memberikan efek nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara
waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit.
Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan
seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia, karena
obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek ketergantungan bagi para
pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan tanpa
memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan
dalam bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf
manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang
termasuk dalam kategori narkotika.
3.
Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian
tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau perkelahian satu lawan
satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang menggunakan senjata
tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban berjatuhan, bahkan ada
yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian
tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung.
Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran
pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan
traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka
menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Hal ini tentu
saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan sehingga dapat tercipta suasana
yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.
4.
Perilaku Seks di Luar Nikah
Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh
norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang
ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan
tidak memiliki ikatan resmi. Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah,
antara lain, lahirnya anak di luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular
seksual), bahkan HIV/AIDS, dan turunnya moral para pelaku.
5.
Berjudi
Berjudi merupakan salah satu bentuk penyimpangan
sosial. Hal ini dikarenakan berjudi mempertaruhkan harta atau nafkah yang
seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang yang gemar berjudi akan menjadi malas
dan hanya berangan-angan mendapatkan banyak uang dengan cara-cara yang
sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan salah satu negara yang melarang
adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan perjudian di Indonesia adalah
kegiatan illegal yang dapat dikenai sanksi hukum. Akan tetapi, dalam beberapa
kasus, aparat keamanan masih menolerir kegiatan perjudian yang berkedok budaya,
misalnya perjudian yang dilakukan masyarakat saat salah seorang warganya
mempunyai hajatan. Langkah ini sebenarnya kurang tepat, mengingat bagaimana pun
juga hal ini tetap merupakan bentuk perjudian yang dilarang agama.
6.
Kejahatan (Kriminalitas)
Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum
dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Sementara
itu secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang
bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya
asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa
dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia
anak, dewasa, maupun usia lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti
oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang
sempurna. Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan
mental atau adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan
(kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di
perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan,
penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
G. Dampak
perilaku menyimpang
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di
masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat
pada umumnya.
1.
Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini
beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan
pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap
pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari
pergaulan.
b. Dapat
menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat
menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan
yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2.
Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan
Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang
lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah
meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat
mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak
tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan
beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak
unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku
penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada
umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan umum,
perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun demikian, menurut
Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa dampak
yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif
bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku
menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
H. Tips
untuk mengatasi dan mencegah perilaku menyimpang remaja
Beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan
remaja, yaitu:
1.
Perlunya kasih sayang dan perhatian dari
orang tua dalam hal apapun.
2. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak
mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang
masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas
yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat
yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas
tersebut.
3. Biarkanlah
dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main
yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda,
maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia
jalani.
4. Pengawasan
yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio,
handphone, dll.
5. Perlunya
bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak
menghabiskan waktunya selain di rumah.
6. Perlunya
pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
7. Kita
perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia.
Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat
yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat
menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
8. sebagai
orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga
anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
SIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Perilaku
menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini
tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan
tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
2. Ciri-Ciri
Perilaku Menyimpang
a. Penyimpangan
harus dapat didefinisikan.
b. Penyimpangan
bisa diterima bisa juga ditolak
c. Penyimpangan
relatif dan penyimpangan mutlak
d. Penyimpangan
terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
e. Terdapat
norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.
f. Penyimpangan
sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
3. Sebab-Sebab
Perilaku Menyimpang
a. Faktor
subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan
yang dibawa sejak lahir).
b. Faktor
objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan
rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi
4. Jenis-Jenis
Perilaku Menyimpang
a. Penyimpangan
Primer (Primary Deviation)
b. Penyimpangan
Sekunder (Secondary Deviation)
5. Sifat-Sifat
Perilaku Menyimpang
a. Penyimpangan
yang bersifat positif
b. Penyimpangan
yang bersifat negatif
6. Bentuk-Bentuk
Perilaku Menyimpang
Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai
bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut apabila terus
berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun
bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat.
7. Dampak
Penyimpangan Sosial
a. Dampak
Bagi Pelaku
b. Dampak
Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
B.
SARAN
Dari pembahasan terka8it dengan bimbingan terhadap
siswa berperilaku menyimpang ini dapat diajukan beberapa saran. Saran bagi
orang tua agar selalu memberikan perhatian penuh kepada buah hatinya. Dengan
harapan perhatian ini akan dapat menekan perilaku menyimpang yang akan terjadi.
Saran bagi pendidik, hendak selalu mendeteksi dini gejala-gejala penyimpangan
yang mungkin akan terjadi pada siswa. Ini penting, karena perilaku penyimpangan
biasanya terjadi karena adanya pembiaran terhadap masalah-masalah kecil.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU :
Mudjiran, dkk. 2008. Buku Ajar:
Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.
Mohammmad Surya, 2003, Psikologi konseling,
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Direktorat jenderal peningkatan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikandepaartemen pendidikan nasional, rambu-rambu
penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. 2007
SUMBER INTERNET:
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Penyakit_Sosial_Sebagai_Akibat_Penyimpangan_Sosial_dan_Upaya_Pencegahannya_8.1_%28BAB_6%29
http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/sifat-macam-macam-perilaku-menyimpang.html
http://abilwilianto.blogspot.com/2009/03/tingkah-laku-menyimpang-pada-remaja_8958.html
http://alpangeano.wordpress.com/2011/11/03/penanganan-kasus-terhadap-sisawa-yang-mengalami-masalah-sosial/
detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-v-perilaku-menyimpang-dan_24.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
http://perilakumenyimpang99.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-perilaku-menyimpang_14.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar